Jumat pekan lalu...
sepulang sekolah Sakha meminta ijin, menghiba, membujuk ku
Membawa pulang seekor kucing kecil dari beberapa kucing tak berempu di sekolah
Kuperbolehkan...
dengan syarat 'bertanggungjawab'
Jika tidak, si kucing akan dikembalikan ke sekolah
atau dicarikan tempat tinggal lain (selain rumah kami)
Sakha menyanggupi
Akhir pekan dilalui my trio dengan bermain dengan kucing
mereka menamainya PUSI ( menurut ejaan Akhsan), PUSSY ( menurut ejaan Sakha)
bergantian memberi susu
menggiring bola
atau sekedar menggendongnya
Satu syarat utama dipatuhi
Tidak membawa kucing ke tempat tidur
Mencuci tangan dengan sabun usai bermain dengan Pusi
Menempatkan Pusi di belakang ketika anak-anak makan
Menyiapkan dan memberi makan menjadi bagianku
Kutolak usulan anak-anak
membelikan Pusi makanan instan khusus kucing
Kusiapkan menu yang ada di rumah untuk Pusi
nasi dengan ikan, cuwilan cumi, potongan telur
Pusi makan dengan lahap
Kami siapkan kotak pasir tempat Pusi buang kotoran
Hari pertama Pusi tidak buang kotoran di pasir
Pusi memilih menempatkannya DI SEBELAH kotak pasir
Kucontohkan kepada anak-anak cara membersihkan kotoran kucing
Ku katakan pada Pusi :
"Pusi, kalo eek disini" kataku sambil meletakkannya di kotak pasir
Si Pusi mengeong lalu berlari
Hari kedua Pusi buang kotoran di sebalh kotak pasir lagi
hari itu aku minta Sakha sebagai pemilik resmi membuangnya
Semula ia keberatan
ketika kuingatkan akan perjanjian bertanggungjawab
Sakha menguatkan hati
Tangan kiri memencet hidung
Tangan kanan terbungkus kantong plastik
Dahi mengernyit
menjerit kecil
Mencempal kotoran Pusi dan membuangnya
Cuci tangan berlama-lama setelahnya
Lalu berjingkrak-jingrak tertawa
"Ternyata cuma kaya megang tanah biasa"
Hari ketiga dan ke-empat
dilewati Sakha dengan tugas rutin membuang kotoran Pusi
Si Pusi tetap memilih buang kotoran,
tepat DI SEBELAH kotak pasir
Hari kelima Sakha menyerah
minta Pusi dipindahkan
Akhsan menolak
Kepemilikan resmi Pusi berpindah ke Akhsan
Status pemilik = kewajiban membuang kotoran
Waktunya datang
Pusi buang kotoran diluar bak pasir (lagi)
Akhsan berteriak-teriak- berusaha menguatkan diri
(anak ini amat sangat jijikan
dan sangat sensitif dengan segala bau-bau menyengat)
Menggunakan dua lapis kantong plastik
Menjumput kotoran Pusi
dan membuangnya
Akhsan yang semula kuat-kuat menolak
Berhasil menyelesaikan tugasnya
Dan dia bersorak
Berhasil menjadi pemilik resmi Si Pusi
Baiklah Nak.....
Inilah hidup
Penuh dengan pilihan
dengan konsekuensi yang mengikutinya
teruslah berjuang
teruslah bertahan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Kemarin membaca surat elektronik seorang warga Jogja untuk Pak Wali tentang Pelecehan di Balaikota yang lengkapnya ada di sini . Sempat me...
-
Pernahkah anda (dengan iseng atau sengaja) memperhatikan bentuk kepala orang ? Sebelumnya, aku tak pernah serius memperhatikan kepala oran...
-
'Bunda sudah di bandara, sebentar lagi sampai rumah' SMS yang dikirim Risma semenit lalu ke ponsel Bima, suaminya. Segera s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar