Kami biasa menyebutnya 'Di', iya...hanya 'Di' tak tahu nama lengkapnya, semua orang yang kutahu menyapanya 'Di'.
.
Ah, sebenarnya tak tepat juga kata menyapa, Di tak pernah nampak ngobrol dengan siapa-siapa, dia sibuk menggembala wedhus-wedhus gembelnya. Menunggu di tepi sawah yang selesai dipanen, tempat piaraannya merumput, sambil mengepit kayu kecil panjang di ketiak dan bagian perutnya menggembung tempatnya menyimpan bekal dibalik baju.
.
Selain kesulitan berkomunikasi, Di rupanya tak bisa berhitung, sejak pertama melihatnya orang akan tahu Di punya kemampuan Yang berbeda. Wedhus gembelnya banyak dan terus beranak-pinak, itulah kelebihan Di, bertangan dingin menjaga ternak.
.
Namun Di tak pernah berhitung, berapa wedhus yang digembala, berapa yang pulang bersamanya. Suatu pagi buta aku pernah menemukan seekor anak wedhus terperosok di sawah depan rumah, kuminta suami menanyakan ke orang-orang sebrang dusun, rupanya itu anak wedhus Di, tertinggal saat perjalanan pulang dan Di tak menyadarinya.
.
Sore tadi ada keributan, Di berlari-lari kebingungan, tak ada suara, hanya nampak mukanya panik tak terkira.
.
Di tidak menemukan semua wedhusnya, padahal jelas-jelas dia menggembalakan serombongan di sawah habis panen selatan musholla. .
Di hanya ingat, seorang laki-laki paruh baya menyapanya dengan ramah, memberinya es teh dalam gelas plastik yang segera dihabiskannya.
.
Samar-samar Di ingat, kemudian datang sebuah mobil bak terbuka, lelaki ramah tadi menghalau semua wedhusnya masuk kesana.
.
Belum tamat
Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan
Kamis, 25 Juni 2020
Kamis, 25 Februari 2016
My Lovely Pinky
Ini mustinya sudah posting sejak setaun yang lalu, tapi kok malah keselip gak sempat diunggah.
Jadi ceritanya, setelah Sakha gagal menang di lomba cerpen pertamanya. Ada pengumuman lomba lagi !
Kali ini bertema "benda kesayangan". Nampaknya Sakha pengen membuktikan bahwa Ia bisa dan masih bersemangat ikut lomba meski pernah kalah.
Alhamdulillah, saat pengumuman ada nama Sakha menjadi salah satu pemenangnya.
Tak berapa lama setelah pengumuman, datang kiriman dari penerbit berupa tanda pembelian naskah. Senang sekali Sakha menandatangani kontrak pertamanya, apalagi saat mendapat transfer uang dengan hasil jerih payahnya yang jumlahnya lumayaaaan banget untuk anak seusianya.
Beberapa bulan kemudian datang kiriman bukti cetak ke rumah, yang ternyata judul cerpen Sakha dijadikan judul utama dalam kumpulan cerpen yang terbit itu. Dobel seneng dan dobel bangga deh.
Buku yang dikirim dari penerbit dibagi Sakha untuk Eyang, Simbah, Budhe. dan Tantenya. Alhamdulillah menjadi penyemangat untuk berkarya lagi.
Sebenarnya ada sih foto Sakha sedang memegang bukunya, tapi dicari kemana file nya kok belum ketemu juga. Jadi, kukopi aja penampakannya dari salah satu lapak yang menjualnya hehe (namanya very late posting....sampe bukti otentiknya ketlingsut)

Keteraangan di bawahnya tertulis begini :
Penasaran kaaaan, jadi silahkan beli di Toko buku kesayangan anda (promosiiii)
Bulan Januari kemarin masih ada stok 12 eksemplar di Gramedia Jl. Sudirman, Jogja
Ayoooo, keburu kehabisan
Jadi ceritanya, setelah Sakha gagal menang di lomba cerpen pertamanya. Ada pengumuman lomba lagi !
Kali ini bertema "benda kesayangan". Nampaknya Sakha pengen membuktikan bahwa Ia bisa dan masih bersemangat ikut lomba meski pernah kalah.
![]() |
Ini pengumuman Lomba nya |
Alhamdulillah, saat pengumuman ada nama Sakha menjadi salah satu pemenangnya.
Tak berapa lama setelah pengumuman, datang kiriman dari penerbit berupa tanda pembelian naskah. Senang sekali Sakha menandatangani kontrak pertamanya, apalagi saat mendapat transfer uang dengan hasil jerih payahnya yang jumlahnya lumayaaaan banget untuk anak seusianya.
Beberapa bulan kemudian datang kiriman bukti cetak ke rumah, yang ternyata judul cerpen Sakha dijadikan judul utama dalam kumpulan cerpen yang terbit itu. Dobel seneng dan dobel bangga deh.
Buku yang dikirim dari penerbit dibagi Sakha untuk Eyang, Simbah, Budhe. dan Tantenya. Alhamdulillah menjadi penyemangat untuk berkarya lagi.
Sebenarnya ada sih foto Sakha sedang memegang bukunya, tapi dicari kemana file nya kok belum ketemu juga. Jadi, kukopi aja penampakannya dari salah satu lapak yang menjualnya hehe (namanya very late posting....sampe bukti otentiknya ketlingsut)
Keteraangan di bawahnya tertulis begini :
Penulis : Fathiya
Raan Sakha, dkk
Penerbit : Dar!
Mizan
Sinopsis :
Ifa ingin
punya sepeda sendiri. Tapi, ada syaratnya. Ibu memberikan tantangan untuk Ifa.
Selama dua puluh hari, Ifa harus bangun pagi., lalu bersegera mandi dan makan.
Tidak pandang hari libur atau hari sekolah. Kalau satu kali saja Ifa sulit
dibangunkan, harus diulang lagi sampai genap dua puluh hari berturut-turut. Wow,
demi sepeda pink idamannya, Ifa pun menyanggupinya! Apakah Ifa berhasil
memenuhi tantangan Ibu?
Selain
cerpen di atas, ada semibilan cerpen seru lainnya yang menghiasi buku ini.
Semua bercerita tentang benda kesayangan. Dijamin keren dan asyik dibaca!!
Penasaran kaaaan, jadi silahkan beli di Toko buku kesayangan anda (promosiiii)
Bulan Januari kemarin masih ada stok 12 eksemplar di Gramedia Jl. Sudirman, Jogja
Ayoooo, keburu kehabisan
Langganan:
Postingan (Atom)
-
'Bunda sudah di bandara, sebentar lagi sampai rumah' SMS yang dikirim Risma semenit lalu ke ponsel Bima, suaminya. Segera s...
-
Kemarin membaca surat elektronik seorang warga Jogja untuk Pak Wali tentang Pelecehan di Balaikota yang lengkapnya ada di sini . Sempat me...
-
Selain oseng-oseng dan sop senerek, sayur masakan ibuk jaman kecil yang melekat di ingatan adalah jangan asem. . Mungkin biasa buat orang ...