Kamis, 25 Juni 2020

Satu-satu

Senja mengantar dalam diam, mengiringi langkah menyusuri jalan.
.
Tanda bahwa ada antara yang tak terjelaskan, menelisik dalam kalbu menjeda perasaan.
.
Tak semua hal dapat jelas gamblang tergambar, dalam satu waktu dalam satu tatap perbincangan.
.
Bulir embun di sudut kaca meluncur satu demi satu perlahan, begitu pula jalan hidup tiap insan.
.
Pada waktunya dia akan luruh, pada waktunya semua akan terjelaskan.
.
Jalani, nikmati, syukuri.

Menatap senja

Menatap senja kala itu
Ketika mata tak bisa sejalan dengan bibir.
Senyum yang disunggingkan, terpatahkan desakan bulir air mata yang luruh begitu saja.

Kambing Pengganti Untuk Di



Sebulan berlalu sejak Di kehilangan seluruh wedhus gembelnya. Selama itu setiap hari Di tetap berjalan ke sawah-sawah mengepit kayu kecil panjang di ketiak dengan bagian perutnya menggembung tempat menyimpan bekal. Di tetap berangkat pagi dan pulang petang menyusuri sawah dan pematang.

Ibu Di seorang janda tua tak berdaya melihat kondisi anaknya.

Kemudian Pak No, orang terpandang di kampung sebelah rupanya jatuh iba. Dibelinya sepasang kambing jawa untuk Di, dipesankan kepada Di untuk menjaga dan merawatnya baik-baik.
Di menerima pemberian Pak No dengan mata berbinar, mengangguk dalam-dalam saat Pak No berpesan sambil menepuk-nepuk punggungnya.

Memang Di bertangan dingin, enam bulan kemudian sepasang kambing sudah bertambah menjadi lima.
Di memang nampak bahagia, namun caranya menatap orang menjadi berbeda, atau itu hanya perasaanku saja, menebak-nebak jalan pikiran Di.

Di menyingkir tiap kali ada orang mendekatinya, hanya dengan Pak No saja Di mau bersalaman dan mengangguk dalam-dalam, apapun yang beliau katakan.

Petang tadi kembali terdengar keributan, ibu Di menangis sesenggukan di samping rumah sederhana mereka. Sudah tak sanggup lagi harus berbagi ruang dengan lima kambing peliharaan Di.
Cara lembut meminta Di mengurung kambing di kandang tak dituruti, ibunya menangis pun Di seakan tidak peduli.

Mbok Pah, janda tua itu terseok-seok menuju rumah Pak No, meminta bantuan, lebih tepatnya minta pertanggungjawaban.
.
Sementara tamat

Di

Kami biasa menyebutnya 'Di', iya...hanya 'Di' tak tahu nama lengkapnya, semua orang yang kutahu menyapanya 'Di'.
.
Ah, sebenarnya tak tepat juga kata menyapa, Di tak pernah nampak ngobrol dengan siapa-siapa, dia sibuk menggembala wedhus-wedhus gembelnya. Menunggu di tepi sawah yang selesai dipanen, tempat piaraannya merumput, sambil mengepit kayu kecil panjang di ketiak dan bagian perutnya menggembung tempatnya menyimpan bekal dibalik baju.
.
Selain kesulitan berkomunikasi, Di rupanya tak bisa berhitung, sejak pertama melihatnya orang akan tahu Di punya kemampuan Yang berbeda. Wedhus gembelnya banyak dan terus beranak-pinak, itulah kelebihan Di, bertangan dingin menjaga ternak.
.
Namun Di tak pernah berhitung, berapa wedhus yang digembala, berapa yang pulang bersamanya. Suatu pagi buta aku pernah menemukan seekor anak wedhus terperosok di sawah depan rumah, kuminta suami menanyakan ke orang-orang sebrang dusun, rupanya itu anak wedhus Di, tertinggal saat perjalanan pulang dan Di tak menyadarinya.
.
Sore tadi ada keributan, Di berlari-lari kebingungan, tak ada suara, hanya nampak mukanya panik tak terkira.
.
Di tidak menemukan semua wedhusnya, padahal jelas-jelas dia menggembalakan serombongan di sawah habis panen selatan musholla. .
Di hanya ingat, seorang laki-laki paruh baya menyapanya dengan ramah, memberinya es teh dalam gelas plastik yang segera dihabiskannya.
.
Samar-samar Di ingat, kemudian datang sebuah mobil bak terbuka, lelaki ramah tadi menghalau semua wedhusnya masuk kesana.
.
Belum tamat

Duduk dan berbincang

Duduk dan berbincang
Berdiri dan berbincang
Rebahan dan berbincang
Tentang apa saja
Hal remeh temeh sederhana
Terkadang tentang harapan dan cita-cita.
Juga mengapa ada hal yang boleh atau sebaliknya tidak layak dilakukan
Diskusi kecil yang kadang memeras otak ibuk untuk menjawab pertanyaan dengan bahasa sederhana dan tidak memunculkan pertanyaan susulan.
Cerita bersama yang seringkali berujung ketawa cekakakan namun tak jarang air mata teruraikan .
Sejatinya....bercerita, nguda rasa, menghaluskan perasaan, menguatkan ikatan, menabung kenangan.

Tak Kuasa

Kadang tak kuasa membeda ini fajar atau senja. Sama takmampunya mengeja namaMu di tengah dera rasa entahku.
Terkadang memang berasa dalam batas paling tenang. Namun seringkali tersadar dalam hampa dan meremang. Ketika itu datang hanya untaian pinta yang teruraikan. Harap untuk tetap mampu tatap. Bertahan dalam kokoh kuat belai laras pujian.

Guru TeKa


.
Yanguti-nya the Raans guru SD. Meski tak pernah diajar di sekolah, aku ingat betul gaya mengajar Ibuku. Tipikal guru kelas satu yang kala itu menjadi tumpuan mengenalkan huruf dan angka satu demi satu.
.
Empat dari tujuh kakak-ku kuliah di IKIP (nama waktu itu), meniti langkah menjadi guru.
.
Aku, meski pernah ngajar di satu akademi di kota tempat tinggalku, tidak sedang menjalani profesi sebagai guru. Meski berdiskusi dan menularkan ide adalah sesuatu yang mengasyikkan buatku, garis nasib saat ini tak membawaku menjadi guru.
.
Etapi, di berbagai kesempatan, orang-orang yang baru kenalan seringkali mengira guru adalah profesiku. Lebih sering dikira guru TK atau pengasuh PAUD.
.
Pernah di suatu waktu, ketika aku pergi ke Dinas perhubungan, berniat mencari data kepadatan lalu lintas untuk melengkapi data pendahuluan thesis, tanpa bertanya terlebih dahulu, resepsionis mengarahkanku ke petugas yang mengurus ijin kunjungan ke taman lalu lintas yang biasanya dipakai untuk outing anak TK. Mbak resepsionis tersipu ketika kujelaskan maksud tujuanku. "Saya kira mbak guru playgroup", katanya waktu itu.
.
Sebenarnya garis wajah Bapak yang turun padaku agak-agak jutek dan serius, namun bisa jadi tarikan wajah, cara bicara dan ekspresi yang kupelajari dari Ibuku yang guru banget itu berpengaruh besar pada cara bicaraku.

Senang juga, sepanjang yang kukenal guru TK dan playgroup anak-anakku semuanya berwajah ramah dan menyenangkan. Ha...ha.
.
Apa yang dibuat orangtua, bakal direkam anak dan ditampilkan juga Sama anaknya. .
.
Ibuknya Raans kalo tanduknya dah keluar (istilah Raan3 kalo tahu ibunya kesal), ya...tetap aja. Senggol bacok
Hati-hati ya.
Ikiopo, malah ngancem😁
.
Maaf ya the Raans .. .

Meleleh

Apalah daya hati yang meleleh tiap kali menatap langit cantik di ujung hari.
.
Berbilang ribuan senja sudah dinikmati, tetap saja tak terwakili bagaimana rasa entah tanpa jeda selalu menghampiri.
.
Bisa jadi karena banyak keliru yang pernah berlaku dan hadirkan sesal tak menentu.
.
Harapnya rasa muncul dari untai syukur atas apa yang sudah hadir kemudian berlalu, apapun itu.

Bahkan

Bahkan keruh air pun kan dapat memantulkan bayang. Sepanjang ada sinar, sepanjang ada mata yang memandang.
.
Percuma pantulan sinar dan jernih air di sekeliling, jika sudah enggan memperhatikan, jika netra tak mau lagi mengamati.
.
Ketika indra tak sanggup lagi merasa, tak mau meraba, segan mengecap, muak menatap.
.
Itulah ketika pintu menutup. Meski kau hela dengan sekuat daya, meski kau ketuk dengan sepenuh tenaga.
.
Kembalilah meski harus berlari.
.
Kembalilah meski harus beringsut
.
Kembalilah meski harus merangkak
.
Temukan sebenar-benar harapan, yang bertumbuh dengan tenang, dengan tenang.

Ikatan


Ikatan darah simpul kuat yang tak teruraikan, dengan segala kisah saling di dalamnya. Saling sayang, saling perhatian, saling bertentangan, saling berusaha memenangkan perhatian, yang sejatinya berujung pada cinta saudara tak terbantahkan.
.
Cerita masa kecil, mengukir rasa hingga dewasa. Membekal diri dengan rasa percaya, sejauh apapun terpisah jarak, terentang waktu, tetap ada saudara yang bermuara pada pokok awal yang sama.
.
Kini hingga kelak dewasa nanti, ketika orangtua tak lagi membersamai. Tetap saling menjaga, saling mendoa. .

Di Sudut ini

Di sudut ini, memandang ujung daun basah sisa gerimis seharian. Sejenak waktu berhenti berputar dalam angan. Tanya dalam benak menyeruak, sudah sampai dimana aku. Beriak dan ombak pernah kulalu dan tak kan berhenti. Akan ada dan selalu ada. Geliat yang menghidupkan hati, menghidupkan hari, meski kadang susah sungguh berjalan tegak dan kokoh seperti dalam teori.

Di sudut ini, memandang bata yang tertata rapi, dengan lumut yang mulai muncul seiring datangnya musim air jatuh ke bumi. Aku tak akan berhenti, karena aku dihidupkan untuk menghidupi.
Sulur-sulur memanjang menjalani takdirnya, bergerak mencari cahaya, menjuntai mengikuti gravitasi. Dan aku di sudut ini, menjalani, menikmati, mensyukuri.

ST Raan 4



Raan4 itu sok tau (ST)- nya sebelas dua belas sama ibuk waktu kecil. Eh, sampe sekarang juga masih sok tau sih ibuknya, sampe sering bikin gemes Bapak  dan the Raans besar
.
Di suatu sore mendung, Raan3 pengen bikin cemilan ala-ala kreasi dia sendiri.
.
Raan3: Buk, Aku mo bikin bola mie rambutan. Punya tahu gak?
.
Ibuk: Enggak e
.
Raan3: Bahan apa yg bisa nggantikan tahu?
.
Ibuk: Ini ibuk lagi pesan kakak mbelikan kornet
.
Raan3: kornet itu apa?
.
Tetiba Raan4 nyaut dari dapur
.
Raan4: masak kornet aja nggak tahu sih, Mas
.
Raan3: Emang kamu tau ?
.
Raan4: taulah...kornet...korneto. eskrim pake cone
.
Raan3: Iya, po?
.
Ibu&Raan2 yang dengerin: wkwkwkwkwkkwkwkwk
.

Rapor the Raans


.
Semester ini ibuk tidak bisa ambil rapor the Raans.
.
Sudah ijin ustad/ustadzah, rapor diambil jika kondisi ibuk sudah memungkinkan.
.
Semester ini jika ibuk adalah bu guru di rumah dan diminta bikin rapor untuk the Raans.
.
Isinya semua dapat nilai istimewa. .
Istimewa untuk perhatian buat ibuk.
.
Istimewa untuk kesabaran menerima kondisi ibuk.
.
Istimewa untuk mau berbagi, baik berbagi yang enak-enak maupun berbagi tugas yang bisa jadi (saat ini) rasanya berat.
.
Istimewa untuk berproses menjadi semakin saling mengerti.
.
Meski ada kala dengan rasa berat hati.
.
Meski ada kala dengan air mata ndlewer di pipi.
.
Kalian istimewa.

Bukan gombal.


.
Kalimat indah memang menyenangkan.
.
Membuat hati berbunga dan tersanjung melayang.
.
Tapi cinta tidak sekedar kata-kata.
.
Tindakan, perbuatan, adalah bukti nyata tak terelak-kan.
.
Ada haru ketika Raan1 mengganti dan membersihkan pampers, tanpa masker, tanpa perubahan ekspresi apapun di wajahnya, tak tampak jijik. Lempeng saja. .
.
Bergetar tiap kali Raan2 yang pulang ke rumah menunggui ibuk 3 hari, sebentar-sebentar menengok, menanyakan ibuk perlu apa, ibuk mana yang sakit, atau sekedar menyentuh tangan ibuk.
.
Senyum simpul tiap kali Raan3 memanggil para kucing, menggantikan tugas memberi makan Bong-Bong dan Brownies. Geli melihatnya masuk kamar dengan mimik muka campur-campur, takut, khawatir, sedih, pengen lihat, begidik ngeri. Tapi tetep ndempel-ndempel sambil bilang "pinjam hape" dengan mata bulat dan prengesan mautnya.
.
Lega tiap kali Raan4 mendekat, memeluk, mencium, lalu setelahnya memandang lekat wajahku sambil pasang senyum terbaik memamerkan lesung pipi. Meyakinkan ibuknya baik-baik saja, dirinya juga baik-baik saja.
.
Dan kamu @kiswiradat1 setia menyiapkan yang kubutuhkan, sambil ngopeni anak-anak, menenangkan kala nyeri luar biasa melanda, mendampingi waktu kontrol luka yang aduhai rasanya, sigap menggendong saat saat aku sungguh tak mampu menggerakkan badan.
.
Semua cinta itu, semua sayang itu, sungguh jadi semangat dan kekuatan. .
Terimakasih untuk semua sanak, saudara, kerabat dan teman atas doa, kunjungan, tanda cinta dan segala perhatian. .
Sungguh, itu yang menambah lekas sembuh.
.
Alhamdulillah ya Allah, maturnuwun.

Terus bergerak.


.
Tangan kananku selama ini lebih dominan kupakai dibanding tangan kiri. Setelah melahirkan Raan3 Di tahun 2009 dulu, tangan kiriku berkurang drastis kekuatan nya. Belum pernah kucari tahu sebabnya, Karena masih bisa beraktivitas ringan dan normal. Untuk urusan angkat junjung misal angkat galon ke dispenser, aku andalkan tangan kanan didukung pijakan kaki kiri sebagai tumpuan.
.
Qodarullah, saat jatuh pekan lalu yang terdampak paling banyak adalah kaki kiri yang jadi tumpuan terkuat selama ini, juga tangan kanan yang masih kebas telapaknya dan semutan jari-jarinya.
.
Rupanya aku diberi kesempatan untuk mengoptimalkan kaki kanan dan tangan kiri yang selama ini bukan jadi tumpuan dominan. .
Karena kaki kiri belum bisa dipakai napak, kaki kanan yang hanya dapat 4 jahitan di lutut yang jadi tumpuan belajar jalan.
.
Meski nyeri, tetap harus belajar digunakan, agar lekas bisa berjalan normal kembali.
.
Tangan kanan meski kebas dan nyeri tetap harus rajin digerakkan, buka dan kepal, buka dan kepalkan. .
Jadi....mari terus bergerak. Lima langkah selonjor....lima langkah selonjor. Tarik napas panjang, lanjut bobokan. Enak Kan....
.
Semangat sehat, semangat pulih. Meski tetap harus di rem, latihan gak boleh over dosis, kebanyakan aktivitas bikin kaki bengkak ternyata. Jadi, semangat tapi tetap.sakmadya...
.
Jalani, nikmati, syukuri.
.
Oiya, sepekan di kasur ada banyak pengalaman seru, salah satunya pake pampers sepanjang hari. .
Jadi yang butuh rekomendasi pampers yang nyaman untuk orangtua atau saudara, ntar japri ya, aku rekomendasikan merk adult pampers yang nyaman .

Cinta pertama


Dapat kiriman foto Yangungnya the Raans dari kakak ke-5. Rutinitas  di tiap awal bulan, antri uang bulanan pensiunan.
.
Mengkilap sepatu beliau, mengingatkan puluhan tahun lalu saat beliau selalu menjadi yang pertama selesai bersiap jika akan bepergian bersama.
.
Menyemir sepatu, membraso kepala ikat pinggang biasa beliau lakukan sehari sebelum perjalanan. .
Jadi, saat hari H sudah rapi jali beberapa jam sebelum waktu janjian ditetapkan.
.
Dulu, itu bikin grogi. Terutama untuk anak-anak yang terlambat bersiap.
.
Bagaimana tidak, beliau sudah tampan berdiri necis lengkap, sambil mengawasi kami lintang pukang bersiap.
.
Dulu, itu kadang bikin aku tak enak hati, harus terburu melakukan sesuatu yang waktunya masih jauh dari kata terlambat.
.
Tapi kemudian, itu menjadi sangat berguna di suatu masa, ketika kecepatan dan ketepatan persiapan memang dibutuhkan.
.
Bisa jadi, cinta pertamaku pada kecepatan persiapan, jatuh pada Bapak Ku.
.

Jengkol dan Pete


.
Yang belum kenal dua makanan ini, sini kuberitahu. Jengkol dan Pete ini makanan yang kontroversial dan debatable.
.
Kontroversial karena tampilan dan aromanya bertolak belakang. .
Kalo misal duren ya, kan kulitnya berduri, cocok dengan aromanya yang tajam.
.
Tapi duo panganan ini kulitnya halus, mulus, menthes dan menggemaskan. Sedangkan aromanya, uwouwouwo.....
.
Debatable karena tak semua orang menyukainya. Beda pendapat soal jengkol dan pete, beda menyikapi dengan alasan kesehatan maupun kepercayaan.
Keluarga besarku penyuka keduanya.
Sejak menikah, karena bapake Raans gak suka keduanya, aku mengikuti seleranya. Berhenti mengkonsumsi keduanya.
.
Ibuk-ku jaman dulu kala kalo masak jengkol uenak poll. Digeprek lalu digoreng kemudian dimasak dalam baluran sambal yang endess...ndess...ndess...sampai serpih terakhir.
.
Kalau pete, digoreng plung lap sebentar di minyak panas, dimakan cocol sambel trasi pake nasi hangat....yummy.
.
Naaah, beberapa sore lalu aku dan suami berkunjung ke dokter keluarga, nunggu antrian periksa sambil nonton TV dengan acara makan-makan. Menunya adalah jengkoooool.
.
Mungkin suamiku mengamati reaksiku nonton acara itu, bisa jadi aku nampak sangat berminat.
.
Mungkin mataku nampak segitunya berbinar-binar sampai suamiku bertanya "Ibu pengen?"
.
Biasanya kalo si bapak sudah nanya pengen atau tidak, artinya mau membelikan.
.
"Enggak" jawabku sambil senyum. .
Cukup buatku menikmati kenangan makan jengkol dan pete masakan ibukku. .
Memelihara kenangan manis itu menyenangkan.
.
Mempertahankan rasa rindu itu romantis.
.
-📷foto jengkol hasil masakan Kakak ke4 dan pete yang dijual pedagang dalam perjalananku pagi ini, dishare di grup keluarga besar. Tentu disusul dengan komentar heboh para penikmatnya

Jangan Asem