Sekarang ganti Shafa si bungsu yang lagi suka banget bilang "Apa ico...Apa ico" (baca: Shafa bisa).
Semua-mua mau dilakukan sendiri, semua-mua yang dilakukan bapak, ibuk, kakak dan mas-mas nya mau dicontohnya.
Kakak dan mas-mas nya sedang bertugas merapikan koin yang berantakan. Mustinya sih dimasukkan ke dalam toples yang berbeda. Toples seribuan, toples limaratusan, toples duaratusan dan toples seratusan.
Tapi Apaico...Apaico ini kalau sudah mulai beraksi ya bikin misi gagal. Tapi alhamdulillah yang gedhe-gedhe pengertian liat niat baik adik kecilnya yang mau membantu. ...Apaico...Apaico.
Kali lain Mas Abbad sedang asyik membaca di salah satu sudut baca favoritnya. Kursi kayu di depan. Etapi datanglah Apaico...Apaico. Mengakuisisi tempat Mas Abbad, bergaya membaca komik lalu action ketawa-ketawa sendiri seolah ngerti apa yang dibacanya.
Yasudahlah gakpapa, selamat datang kutu buku baru.
Shafa ini, kalo pas pergi ke toko buku, sudah ikut-ikutan PD kayak sodara yang lain, berkeliling rak, mencari buku yang akan dibeli. Kalo sudah dapat, langsung deh mengacungkan buku mengajak ke kasir. "Niiih, butu Apa" (baca: ini buku Shafa).
Kalo yang ini sebenarnya menyalurkan hobby maen air, trus sekalian aja sama ibuk diminta ngguyur motor ibuk. Bukan memperkerjakan anak di bawah umur lho ya, tapi daripada airnya mubazir terbuang percuma. Lagian kalo Ibuk yang pegang selang, lalu si bungsu lihat. Pasti lah keluar jurus Apaico...Apaico.
"Yasudahlah, ini dicuci sekalian motornya. Setelah itu mandi ya, trus maem, lahap yang makan setelah capek maen air".
Selain air, hal yang menariiik banget buat Shafa itu adalah setrika. Kayaknya jadi barang ajaib yang disuka Shafa. Meski di rumah dia hampir gak pernah liat ibuknya nyetrika (yang cuma dilakukan kalo dia lagi bobok). Tapi di tempat budhe nya, Shafa pernah liat keajaiban setrika. Jadi di rumah dia mulailah menggelar alas, menyiapkan semprotan pelicin, mengambil baju-bajunya dan mulai menyetrika. Apaico....Apaico....
Nah, kalo soal sholat ini ya...begitu dengar adzan si Apaico ini jadi tukang opyak-opyak. Shafa akan mengajak Kakak dan mas-masnya untuk segera beranjak dari apapun yang sedang mereka kerjakan saat adzan berkumandang. Jika bapaknya di rumah diajak ke masjd. Gak lupa wudhu, membawa mukenah dan menyiapkan uang infak dan setengah berlari mengambil sandal sambil ber-Apaico.
Gak ketinggalan juga soal kegiatan ekstra. Latihan sepakbola, shafa rajin nonton dan ngriwehi baik di lapangan ato di rumah. Latihan karate juga dia sukai...sibuk banget pake baju karate kakaknya lengkap dengan sabuk sambil pake sarung tangan kiper.
Jelas saja dengan backsound Apaico...Apaico....saat memakai mengenakan sabuk dan memakai sarung tangan.
Soal keberaniannya naik ayunan, boleh diadu lah dengan mas-mas nya dulu. Gak takut tuh saat di ayun lumayan kenceng sama bapaknya. Malah ketawa-ketawa dan pose miring-miring.
Malah jadi Ibuknya yang khawatir sendiri. Pas naik ayunan juga maunya gak dibantuin, segala sendiri. Apaico lah pokoke,

Baiklah Ndhuk, yang penting kamu sehat.
Catatan tambahan:
Ada teman yang kasih masukan, "Mbok dikasih simpulan, saran, tips ato apa di akhir tulisan gitu"
Hadyuh, begemana ya...berasa bikin laporan atau tesis gitu kalo musti kasih simpulan saran dan masukan/rekomendasi.
Bacaan ini kan bacaan ringan ya, sekedar cerita saja. Untuk catatan perjalanan anak-anak. Kalo dibaca menghibur ya syukur, ada teman yang merasa menghadapi hal yang sama oke...kesimpulannya ya kembali ke masing-masing pembaca.
Untuk tips menghadapi anak yang ingin melakukan semua sendiri, bolehlah kubagi. Ini adalah tips ala-ala aku sendiri...gak pake referensi ahli parenting siapa dimana.
- Biarkan anak melakukan sendiri apa yang mereka ingin lakukan, kepercayaan yang kita berikan akan memupuk rasa percaya diri anak;
- Tetap awasi dan dampingi yang dilakukan anak, terutama hal-hal yang mungkin menyerempet bahaya. Misal naik tangga, menuang air panas. Sigap tapi tidak panik diperlukan di saat-saat tertentu;
- Sambil melakukan sesuatu jelaskan konsekuensi pada anak, tanpa menakut-nakuti. Misal " Nuang airnya pelan-pelan ya....kalau tumpah nanti tolong sekalian di pel" hindari kata "Awas lho tumpah airnya, ntar kepleset kejedot kepalanya benjol";
- Tidak usah terburu-buru menolong saat anak 'terlihat' kessulitan, biarkan dia menemukan sendiri jalan keluarnya. Tapi ya jangan kebangetan ya....sampe anak nangis jejeritan baru ditolongin ...eh
- Berikan pujian tulus ketika anak berhasil menyelesaikan sesuatu, meski itu mungkin hal yang sangat sederhana buat kita/ Seperti "Wah, pinter...pake sandal sendiri gak kebalik" atau "Siiiip, keren, anak ibu sudah bisa sisiran sendiri"
- ...Isi sendiri yah