Kamis, 03 Mei 2012

Pilih-pilih Pasar


"Apakah ada yang mau berbagi cerita tentang PASAR favoritnya? ditunggu ya"
Itu tulisan di wall salah satu group yang kuikuti di fb...dan ini jawabannya :
 Terlempar ingatan ke masa kecil, ketika di ajak ke pasar adalah suatu yang sangat istimewa...maklum anak kampung. Ada dua pasar yang biasa dikunjungi ibuku yaitu pasar induk (Rejowinangun) dan pasar pagi (Gotong Royong).  

Sependek ingatan masa kecilku, Pasar induk meskipun menawarkan pesona makan bakso (tempat mampir yang kusuka tiap kali diajak kesana) membuatku merasa gerah, kenapa ? pertama karena ibu biasanya mengajakku kesana di siang hari (halah), kedua karena los-los di dalamnya berlorong sempit dan gelap, dan yang ketiga...aku menghafali beberapa pedagang yang galak.

 Tentu saja ada juga pedagang yang sangat ramah kepada ibu sebagai pelanggan dan aku kebagian senyumnya, satu yang kuingat adalah Mbah pedagang terasi dan ikan asin yang kiosnya nyempil di depan toko emas....jadi sehabis membeli giwang sekalian beli pindang...hehe...

Satu lagi yang membuatku berasa capek tiap kali diajak ke pasar Rejowinangun adalah harus berjalan jauh (untuk ukuran masa kecilku) sebelum mencapai deretan angkot, luruhlah bakso dan es campur yang kumakan tadi. 

Namun sekarang Pasar Rejowinangun tinggal kenangan, setelah terbakar (atau dibakar?) beberapa tahun lalu, belum jelas pembangunannya kembali....

Pasar kedua adalah Pasar Gotong Royong yang biasa kami singkat dengan gotroy. Meski jika hendak pergi kesana aku harus rela bangun pagi buta, tapi tetap sangat menyenangkan buatku. 

Pertama tentu saja karena tidak panas (kan berangkat pagi-pagi), kedua karena menjadi tempat kulakan pedagang kata ibuku harganya lebih murah, sayurnya lebih segar dan....aku bebas mencicip buah ini dan buah itu sementara  ibu menawar, ketiga meski tidak berlantai (masih tanah gitu) pasar Gotroy berlorong lebar dan rapi, ada blok khusus sayur, khusus buah, khusus ikan, khusus kelontong, dan khusus-khusus lainnya.

Satu lagi yang menyenangkan adalah jajaran angkot yang  dekat dengan gerbang pasar sehingga kami tak perlu terlalu jauh berjalan terhuyung dengan beban belanjaan. Namun entah bagaimana kabar gotroy sekarang...

Itu cerita pasar favorit di masa kecil, klo yang sekarang...malu hati mau cerita  karena jarang pergi ke pasar....monggo...

2 komentar:

Jangan Asem