Senin, 04 Januari 2016

Oss !



Sudah sejak di Taman Kanak-Kanak Abbad bilang ingin ikut olahraga beladiri, karena Sakha sudah les renang dan Akhsan ikut sekolah sepakbola.  Mencari-cari tempat les beladiri di sekitaran rumah kok belum dapat informasi, jadi untuk menyalurkan hasrat olahraga-nya, Abbad kami ikutkan les renang sepekan sekali. 

Namanya cuma sepekan sekali ya, beda dengan Sakha yang belajar renang sepekan tiga kali jadi cepat lancar dan bisa empat gaya dalam hitungan bulan.  Abbad ini kok berbulan-bulan gak signifikan perkembangannya, selain karena frekuensi yang hanya sepekan sekali dan itu pun sering bolong kalau kami ada acara di akhir pekan sehingga Abbad gak berangkat renang.  Jadi begitulah.

Awal masuk kelas satu ada alternatif tempat latihan beladiri di Janti (gak terlalu jauh dari rumah), Aikido Jogja.  Kucari tahu tentang beladiri ini, filosofinya keren.  Suamiku mencoba menghubungi kontak yang tertulis di brosur yang kami dapat (ternyata suamiku kenal kontak person ini di urusan pekerjaan).  Kelas anak jadwalnya Sabtu sore dan  dibatasi 20 orang, sehingga anakku masuk dalam daftar tunggu ke-2, yang akan dihubungi jika ada anak yang tidak aktif latihan. 

Jadi, tiap kali Abbad bertanya kapan dia mulai latihan aikido, kami jawab “Tunggu SMS, Ya”.  Sebulan lebih sms tak kunjung tiba, berarti kuota 20 ini masih terpenuhi, tidak ada anak yang keluar atau mengundurkan diri.

Suatu sore, Abbad dan Bapak bertemu seorang anak laki-laki berbaju karate di swalayan dekat rumah.  Usai membayar di kasir, ditanyailah anak itu tempat latihannya di mana, jadwalnya kapan dll.  Ternyata ada tempat latihan karate yang lebih dekat lagi dari rumah, di Dojo Samawi.  Lokasinya di utara gedung Jogja Expo Center.  Jadwal latihannya pun bersahabat, yaitu Selasa dan Sabtu sore. 

Akhirnya Abbad mulai berlatih karate, Sakha pengen ikut juga karena les renangnya sudah berhenti dan kami pikir bisa lah menjadi pendamping dan penyemangat Abbad.  Benar saja, Sakha belajar dengan cepat dan oleh senpei-nya diminta mengajari Abbad di rumah.  Jadi, Sakha mengunduh video karate dari youtube dan rajin berlatih dengan Abbad di rumah.  Abbad yang menjadi anak paling kecil di dojo-nya, tampaknya menjadi kesayangan teman-temannya.  Wajahnya yang lucu dan umurnya yang paling muda membuat dia mudah dikenali, sering disapa dan digoda hehehe.  Untungnya Abbad oke-oke saja dan menikmati latihan demi latihan.  Latihan rutin di dojo dengan puluhan teman yang semuanya lebih besar, latihan bersama di Sleman dengan ratusan orang, latihan intensif sepekan full di kampus UIN, dan akhirnya ujian sabuk di aula STPN Yogyakarta.  



Sabuk putih Sakha dan Abbad sudah berganti jadi warna kuning sekarang, keduanya masih bersemangat untuk terus  olahraga.  Sakha menetapkan target untuk dapat sabuk hitam ....Oke...Sehat terus dan semangat terus ya, Nak !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Asem