Kesukaan Sakha akan membaca, membuatnya selalu tertarik membaca apa saja, buku, majalah dan koran.
Meski tak melihat TV, pengetahuan umum nya menurutku cukup luas untuk anak seumurannya.
Dia tahu Messi dan CR bersaing hattrick,
Sakha tahu Irfan Bachdim tidak lagi masuk dalam Timnas, dan berkomentar ketika Abbad memakai kaos merah berlambang garuda di dada dengan nama Irfan di punggung:
Sakha: “De, Irfan sudah nggak di garuda di dadaku” (sebutan Abbad untuk timnas adalah garuda di dadaku)
Abbad : “Aaa…Ibu, Ifan gak di gauda di dadaku” (Abbad mengadu padaku)
Ibu : Masih kok, masih main bola….” (coba ku menghiburnya)
Sakha: “ Tapi udah nggak di timnas bu….gak di garuda de….”
Abbad : “Ibu…kata kakak gak di garuda”
Ibu : (memandang kakak penuh harap untuk memberi penjelasan yang menentramkan)
Sakha : “ Masih main bola Bad, di Malang kalo gak salah”.
Abbad : “ Ifan masih main bola ya Bu” (ceria kembali wajah si bungsu)
Ibu : “ Ya…Sip, acung 2 jempolku untuk Sakha dan Abbad dan mengakhiri satu perdebatan kecil hari itu.
Sakha: “ Tapi main bolanya gak di garuda lo de”
(ledek sakha sambil berlalu meninggalkan Abbad yang sudah mulai menggeram dan menghindari ibu yang sudah hendak melirik galak mengeluarkan tanduk hehehe)
Lain waktu,Sakha membaca majalah wanita dan salah satunya membaca rubrik tips….pada edisi itu yang dibacakan keras-keras untuk ku adalah ….”TIPS MENGATASI RASA MARAH”
Beberapa waktu setelahnya, ada kejadian (yang aku lupa detilnya) membuatku agak meninggikan suara.
Segera Sakha berlari ke dalam kamarnya kemudian bergegas menemuiku kembali sambil membawa selembar kertas kosong dan pena.
Sakha : “Ini Bu” katanya sambil mengangsurkan kedua benda itu padaku
Ibu : “ Untuk apa Kak?” (aku sangsi dengan nada suaraku, antara jengkel dan pengen tahu)
Sakha : “ Ayo, cepet ibu nulis, biar nggak keburu marah…..kayak tips yang di majalah itu lho”
Dan kejengkelanku lumer seketika……
Satu hal terakhir yang kuingat, ketika aku sedang mengaduk rendang , Sakha berdiri di pintu dapur sambil bertanya.
Sakha : Ibu, selingkuh itu apa?”
Ibu : (Berpikir keras) “ Baca kalimat lengkapnya, Kak” (Mhm…dugaanku Sakha usai membaca koran)
Sakha berlari ke kursi depan lalu kembali lagi dengan kalimat :
Sakha : “ Yang diduga selingkuhannya” (baca sakha keras-keras di koran)
Ibu : (Berpikir semakin keras, haruskah kusampaikan pengertian selingkuh yang dianut secara jamak ? atau kujelaskan dari prinsip asal katanya?.....berpikir keras sampai akhirnya keluar kalimat penjelasan dariku) …
"Misalnya begini Kak, ada suami dan istri, seperti ibu dan bapak, tapi suaminya seneng sama orang lain yang bukan istrinya. Itu namanya selingkuh”
Akhsan : “Kan kalo sama temannya boleh seneng” (Akhsan nimbrung )
Ibu : “ Ya, boleh kalo sama temannya, tapi maksudnya seneng sama orang lain kayak seneng sama istrinya” (Tiba-tiba aku merasa agak panik dan khawatir salah menjelaskan). ” Mhmm…..gimana ya menjelaskannya”
Sakha menatapku dengan pandangan menenangkan sambil berkata :
Sakha : “ Oh, ya…aku ngerti maksudnya seneng itu Bu “ (Katanya sambil tersenyum dan berlalu)
Dan aku berada dalam kebimbangan harus menetapkan perasaanku sebagai apa, lega atau khawatir
Kamis, 01 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Kemarin membaca surat elektronik seorang warga Jogja untuk Pak Wali tentang Pelecehan di Balaikota yang lengkapnya ada di sini . Sempat me...
-
Pernahkah anda (dengan iseng atau sengaja) memperhatikan bentuk kepala orang ? Sebelumnya, aku tak pernah serius memperhatikan kepala oran...
-
'Bunda sudah di bandara, sebentar lagi sampai rumah' SMS yang dikirim Risma semenit lalu ke ponsel Bima, suaminya. Segera s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar