Kamis, 01 Desember 2011

BALON BELUM PUNYA KEPALA

Sepulang sholat Ied di lapangan wiyoro, Abbad minta dibelikan balon karakter atau balon apalah namanya yang punya bentuk bermacam-macam dengan warna-warni mencolok .
Pilihannya jatuh pada sebentuk balon helicopter berwarna merah dengan penumpang sepasang tikus Disney.

 Walhasil, sepulang menonton pemotongan kurban, kegiatannya adalah bermain-main dengan balon barunya…..ditarik talinya, dilempar lagi, dipukul, dipeluk, ditendang….asyik sekali.

Sampai malam, ketika kakak dan mas nya sudah terlelap, Abbad masih asyik dengan balonnya.
Aku, yang sudah cuapek dengan aktivitas seharian mencoba merayunya untuk membaringkan badan di kamar.

Abbad mau masuk kamar, tapi tetap saja membawa balonnya dan memantul-matulkannya di kasur. Keasyikan berganda karena ada efek pantul dari kasur, membuatnya semakin berenergi saja.

Ketika balon itu mulai nampak loyo kehabisan gas terbangnya, aku merayunya lagi untuk memejamkan mata.

Ibu : “Abbad, bobok yuk….udah minum susu, mainnya besok lagi” (aku sudah tinggal melek setengah deh)

Abbad : “ Nggak, mau main balon” (elaknya)

Ibu : “Abbad gak capek po, kan udah malam” (jurus rayuan selanjutnya)

Abbad : “ Nggak capek, mau main balon lagi” (bertahan dengan gigih)

Ibu  : “ Itu balonnya udah ngantuk, mau bobok” (jurus ampuh menurutku)

Abbad : “Balonnya nggak punya kepala, nggak bisa ngantuk, nggak punya mata”

Dan, jurus pamungkasku berhasil dipatahkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Asem