Sebenarnya ulang tahun bukan sesuatu yang amat sangat istimewa di keluarga kecil kami. #kecil disini maksudnya secara bentuk dan usia anggota keluarga- kalo soal jumlah pasti orang lebih sepakat menyebut kami keluarga besar#. Tidak ada tradisi kue ulang tahun, hadiah-hadiah, tiup lilin, makan keluar atau sejenisnya yang membuat hari ulang tahun anggota keluarga menjadi lebih istimewa dibanding hari-hari biasa.
Ini lebih condong ke kebiasaan bawaan dari keluarga suamiku, yang tidak pernah mengingat-mengistimewakan-memperingati ulang tahun sedemikian rupa...Sesuatu yang sempat membuatku terbengong-bengong di awal pernikahan kami, bagaimana suamiku begitu cuek dengan ulang tahunku. Aku ingat ulang tahunku yang ke-25 hanya berselisih 3 pekan dari pernikahanku.
Seharian suamiku diam saja, ketika malamnya kuajak makan malam keluar dan aku bilang "Ini hari ulang tahun ade"...Dia menjawab pendek "Oo....pantesan ngajak makan keluar, tanggal berapa ya sekarang?"...jleeeb banget hehe.....
Dari keluarga besarku sendiri, sepengingatku ibu dan bapak membuat hari kelahiran kami menjadi hari yang istimewa, keistimewaan ini tidak diwujudkan dalam bentuk banjir hadiah, namun lebih pada kebersamaan dengan memasak makanan yang berbeda, lebih istimewa dengan menyempatkan berkumpul bersama, dengan ucapan, peluk dan cium dari seluruh anggota keluarga sebelum menyantap makanan bersama. Jika ada keluarga yang sedang jauh (Kakak-kakak yang kuliah di luar kota), dan tak bisa mendapatkan keistimewaan makan bersama, akan mendapatkan keistimewaan lain dengan mendapat kartu ulang tahun buatan anggota keluarga yang lain. Biasanya Ibu akan membelikan bahan dasar seperti karton besar untuk dibagikan kepada anggota keluarga, lalu masing-masing dari kami berkreasi menambahkan tulisan, gambar dan hiasan sesuai selera masing-masing. Semuanya habis-habisan menampilkan karya terbaiknya, halah lebay, bahkan Bapak pun menyempatkan membuat kartu ucapan juga, apapun hasilnya aku yakin kakak yang mendapatkan kiriman segepok kartu itu pastinya bahagia mendapatkan paket cinta dari keluarga. Kalo aku tentu saja tak pernah berkesempatan mendapatkan keistimewaan kartu itu, karena sebagai anak terkecil aku meninggalkan rumah terakhir ...hehe...tapi aku bangga berkesempatan menjadi pembuat kartu terbanyak.
Keluarga kecil kami menggabungkan keduanya, hari ulang tahun seperti kukatakan tadi tidak harus menjadi wah...makan di luar kami lakukan jika ada waktu dan kesempatan (maksude ada uang lebih dan ibu lagi males masak hehe...) Membelikan barang baru dilakukan ketika memang barang baru itu dibutuhkan. Ketika hari ulang tahun salah satu anggota keluarga datang, aku dan suamiku biasanya memberikan ucapan "Selamat hari lahir", memberikan pelukan yang beberapa puluh detik lebih lama dari pelukan sehari-hari...menghujankan ciuman lebih banyak dari ciuman sehari-hari. Setelah itu....sudah.
Ketika anak-anak mulai bersekolah, teman-teman yang ulang tahun ada yang berbagi goodie bags, anak-anak mulai mengutarakan keinginan mereka. Akhsan mengatakan ingin berbagi hal yang sama dengan teman-temannya. Sakha ingin berbagi makanan juga tapi bukan bingkisan-istilahnya untuk goodie bags. Sakha ingin yang lebih personal. Karena semangat berbaginya,kali ini aku ingin membantu Sakha mewujudkan keinginannya.
Singkat cerita untuk tambah umurnya yang ke-8 Sakha ingin membawa puding ke sekolah. Karena telat hunting, tak ada waktu lagi untuk pesan b'day puding. kuberanikan diri menerima tawaran-atau tantangan- Sakha untuk membuat puding tambah umurnya. H-1 sebelum 'hari'nya, ba'da maghrib aku dan Sakha membeli bahan dan alat membuat puding, setelah sebelumnya browsing resep dan tanya kanan-kiri. Malamnya, setelah Akhsan dan Abbad tidur, aku dan sakha mengendap-endap mulai bekerja di dapur. Terus terang sebagai newbie di bidang perpuding-an, aku gak mau grogiku menjadi jika ada "bantuan-gegap gempita" dari tangan-tangan kecil Akhsan dan Abbad.
Berdiskusi dengan Sakha, kami sepakat memodifikasi resep puding coklat dan puding buah menjadi puding coklat strawberry. Ini bahan-bahannya :
Sakha mulai memotong, mengaduk, mencampur aku membantunya sambil berkali-kali mengecek catatan....memastikan tidak ada yang terlewat....dan karena grogi tidak sempat lagi ambil gambar step by step-nya.Akhirnya susu, coklat, agar, gula, telur dan semua bahan menjadi empat calon puding sebagai berikut :
Setelah beres-beres, aku dan Sakha tidur dengan sukses....menunggu esok hari untuk melihat hasil debut kami yang ternyata seperti ini :
Lihatlah strawberry-nya yang malu-malu tenggelam dalam adonan puding. Karena belum tahu tips dan triknya, kami tak bisa meng-ekspos potongan beri merah itu...tapi itu tak mengurangi kenikmatan puding ala Sakha.
Selamat hari lahir Sakha, selamat berbagi.....
Sakha, tante mau Pudingggg.
BalasHapusIkutan pamer: http://adrianizulivan.blogspot.com/2012/02/cinta-yang-besar_15.html
barter ma hati merah....
Hapus