Selasa, 14 Juni 2016

Empil Nostalgia

Tahu kan makanan yang namanya empal daging? iya, itu daging yang dipotong agak pipih lalu direbus dan dibumbui dan biasanya digoreng sebelum disajikan.

Salah satu masakan Ibu yang masuk kategori favoritku saat kecil ya empal daging ini.  Kenapa favorit? karena masaknya jarang dan jika Ibu masak empal, porsi yang kami dapatkan masing-masing itu sedikit.  Potongan empalnya kecil-kecil dan bukan agak pipih melainkan sangat pipih (kategori sangat pipih itu aku simpulkan setelah dewasa dan melihat porsi asli empal yang dijual di luaran).

Etapi ya, pada saat itu yang namanya empal bikinan ibu itu paling top lah ya, dengan nasi anget kemebul, sambel tolenjeng (ulekan cabe rawit, bawang putih dan garam yang disiram sedikit jlantah bekas nggoreng empal), dan si empal mungil yang disuwir-suwir sporadis di atas sepiring nasi.
Jika beruntung masih dapat bagian remahan bumbu bawang putih dan tumbar yang gurihnya alamak jan.
Sepotong empal itu cukup sangat menjadi kawan sepiring atau satu setengah piring nasi masuk ke perut kami.

Ah, memang...sebenarnya yang membuat enak adalah rasa lapar dan cinta yang tersematkan dalam gorengan empal di setiap suwirnya.

Bagaimana ibu merebus  seperempat kilo daging sapi untuk diambil kaldunya untuk masak sop senerek yang segar, kemudian menyisihkan dagingnya untuk membuat menu empal di hari berikutnya.

Bagaimana kemudian dengan telaten ibu mengiris tipis daging sapi itu dan memastikan jumlah potongan cukup untuk seluruh anggota keluarga.

Bagaimana ibu mengulek bumbu-bumbu di cobek berukuran besar, kemudian menggepuk satu demi satu potongan daging agar bumbunya meresap sampai ke dalam.

Suatu waktu aku kangen Ibu, kangen dengan empal goreng istimewanya.  Ingin mereplikasi masakan Ibu, mengenalkan kepada anak-anakku lengkap dengan cerita melankoli masakan Eyang Utinya.
Jadi...kucoba lah membuat yang ibu buat, tapi kusampaikan kepada anak-anak kalau nama masakan kali ini adalah empil bukan empal. Untuk membedakan dengan empal pada umumnya.

Lengkap dengan sambel tolenjeng dan bening bayem bumbu brambang salam, kusajikan empil nostalgia.  Selamat menikmati.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Asem