Senin, 13 Juni 2016

Melompat Lebih Tinggi




Tentu saja ini bukan ulasan tentang lagunya Sheila on 7, karena aku bukan Sheila Gank. Ini cerita tentang kebahagiaan keluarga kami.  

Salah satu kebanggaan orangtua adalah ketika anaknya melakukan pencapaian yang lebih baik dari dirinya. Ketika anak melakukan lompatan yang lebih tinggi, rasa syukurnya berlipat-lipat dibanding saat diri  sendiri  menggapai sesuatu.
Ini gaya Sakha dkk saat Wisuda, ukuran Sakha seukuran Ibuknya Pas SMA



Kalo kulihat lagi dan lagi, ternyata anak-anak sudah melakukan lompatan yang lebih tinggi dari Ibuk dan Bapaknya.  Saat ini yang akan kuceritakan adalah Sakha. 
Untuk ukuran fisik jelas dia melebihi aku jauh banget, posturnya sekarang ini adalah gambaranku saat duduk di bangku SMA. Iya, bayangkan jika Sakha pake seragam putih abu-abu, seukuran itulah aku saat SMA.  Sementara Sakha baru saja lulus SD he he he, ini tidak sekedar melompat, tapi salto.

Untuk kelancaran baca Al-Qur'an.  Sekarang  aku kalah dari Sakha. Makhraj dan tajwid Sakha lebih baik dariku.  Setelah membaca satu ayat misalnya, dia bisa menguraikan dengan lancar tajwid dalam ayat tersebut Izh-har Halqi, Idgham, Iqlab, Ikhfa’ Haqiqi,Ikhfa’ Syafawi, Idgham Mitslain, Izh-har Syafawi, Alif Lam Qamariyah, Alif Lam Syamsiyah, Mad Thabi’i, Mad Badal, Mad ‘Iwadh, Mad Tamkin, Mad Shilah Qashirah, Mad Wajib Muttashil, Mad Ja’iz Munfashil dan lain-lain.
Beda banget sama Ibuknya Sakha yang kalo pas pelajaran agama di sekolah ada tugas maju ke depan menandai tajwid satu ayat yang dituliskan bu guru.....pasti andalannya cuma cepet-cepet menandai Mad Thabi'i saja he he he. Sekarang saat saling simak baca Qur'an, koreksinya sudah saling, alias dua arah...dan lebih banyak arah koreksi dari Sakha ke bacaanku.

Gaya Mak-nya gak jauh beda ternyata
Hafalan qur'an....Hmmmm, untuk yang ini sampai-sampai Sakha berkomentar "Mbok nambah hafalan, Bu".  Karena hafalanku mentok di juz bontot saja plus beberapa ayat "favorit" di surat panjang.  Sementara sekarang hafalan Sakha sudah masuk juz 2 dan Insya Allah dia targetkan untuk nambah minimal 6 Juz di SMP nanti. Adyuh Nduk, Ibu kok cuma bisa senyum-senyum malu ya.  Ngafalin di umur gini kok ya susyah ya (Siap disentil karena kebanyakan alasan...)

Untuk nilai akademis aku dan suami gak pernah pasang target harus segini atau segitu untuk anak-anak.  Saat ujian akhir SD kemarin, Sakha pasang target sendiri untuk dapat nilai 29.  Meskipun berapapun nilainya, tidak akan ngaruh untuk pendaftaran SMP karena Sakha sudah jelas mau sekolah di mana. Tapi Sakha punya alasan sendiri. Katanya biar lebih baik dari nilai Ibuk waktu lulus SD nanti.  Saat aku bilang, "Ibuk gak nuntut nilai Kakak tinggi lho..." dijawab Sakha dengan "Diaminkan saja to, Buk".

Pengumuman nilai kemarin Sakha dapat 28,7. Sedikit lebih rendah dari target pribadinya, tapi sudah mengalahkan nilai rata-rata Ibuknya di jenjang yang sama.   Alhamdulillah....syukur kami atas lompatan Sakha yang lebih tinggi.  Sebagai penambah semangat, sore hari setelah pengumuman, anak-anak diajak beli buku ke Gramedia. Semua boleh memilih satu buku dan Sakha diberi keistimewaan menambah satu buku sebagai bonus. 

Yah, lompatan demi lompatan dilakukan anak-anak.  Sebagai orang tua kami hanya bisa membekalkan kuda-kuda yang kuat, teriakan penyemangat, dan doa panjang untuk mereka.  Semoga lompatan mereka menjadi jalan kebaikan, selalu mendapat ridha Allah SWT, memberikan manfaat untuk orang lain dan tidak menjadikan kesombongan dalam diri mereka.  Aamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Asem