Pagi ini bertemu simbah penjual ukel. .
Tahu kan ukel?
.
Camilan manis berbahan tepung ketan, santan dan telur.
.
Mbah yang tak sempat menyebutkan namanya tadi, bercerita berangkat lepas subuh dari dusunnya ke kota dibalik bukit.
.
"Niki wau ndugek ke ukel" jelasnya saat kutanya darimana.
.
Maksudnya mengantar ukel ke warung di pinggir jalan raya.
.
Mengiringi langkah mantapnya, simbah bercerita tentang pemilik warung titipan yang sedang tidak ada di tempat. .
Artinya, simbah meninggalkan ukel tapi belum mendapatkan uang penggantinya.
.
Tidak ada gurat kecewa, lelah atau sedih di wajah beliau. Bercerita enteng, seperti membahas birunya langit atau manisnya gula.
.
Di antara pokok daun jati yang mengering sebagian daunnya. Simbah penjual ukel mengajarkan semangat menjemput rejeki, semangat berupaya.
.
Soal hasil sudah ada yang mengatur. Rejeki tak pernah salah alamat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
'Bunda sudah di bandara, sebentar lagi sampai rumah' SMS yang dikirim Risma semenit lalu ke ponsel Bima, suaminya. Segera s...
-
Kemarin membaca surat elektronik seorang warga Jogja untuk Pak Wali tentang Pelecehan di Balaikota yang lengkapnya ada di sini . Sempat me...
-
Pernahkah anda (dengan iseng atau sengaja) memperhatikan bentuk kepala orang ? Sebelumnya, aku tak pernah serius memperhatikan kepala oran...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar