Dua minggu yang lalu menjadi pekan yang lumayan berat buatku.
Di awal minggu, acara kantor menuntutku bekerja ekstra keras
dan sampai di rumah setelah jam setengah sebelas malam
Hal ini berlangsung tiga hari, pagi buta menyiapkan sarapan untuk keluarga,
bergegas berangkat menuju acara.
Malamnya, sampai rumah anak-anak sudah terlelap, namun aku tak bisa langsung menyusul mereka….pekerjaan-pekerjaan rumah yang belum tersentuh harus ditindaklanjuti.
Esok paginya, seberat apapun mata, sepenat apapun badan…aku memaksakan diri untuk bangun.
Kamis dan Jumat, gantian suamiku yang kerja sampai malam…..
Jadilah dua hari itu aku menjadi ’single fighter’, sejak pagi hingga malam.
Padahal hari minggu, rumahku bakal ketempatan arisan kantor suamiku
sementara kami belum persiapan sama sekali, dari soal pembicaraan tempat sampai menu apa yang akan kami siapkan. Rencana, di hari Sabtu kami baru akan persiapan.
Jumat malam, mendadak suamiku menyampaikan kalau hari Sabtu harus ‘ngantor’ sampai sore…..
Waaah, buyar lah rencana "persiapan"….
Jumat malam, biasanya jam 8 malam anak-anak sudah siap-siap tidur,
tapi entah mengapa malam itu…Sakha yang biasanya mau sabar meunggu aku menidurkan adiknya….terus menggoda dengan berbagai macam cara.
Memanggil-manggil nama, mengambil bantal, merebut selimut, duduk di kasur ade’nya…
Akhsan yang biasanya jika sudah ngantuk berat bisa cuek, dan terlelap dipelukanku….tampak sangat tergoda untuk menanggapi candaan kakaknya.
Kucoba mengingatkan mereka bergantian, dengan lembut, tidak berefek.
Agak keras..tak juga ada pengaruhnya…..aduuuuuuh, padahal badanku capek sangat…
pekerjaan rumah belum terselesaikan, persiapan untuk hari minggu belum ter"cicil"
Di luar kendali…..aku berteriak "Eeeeeerrrrrghhhhhh" sambil mengacak-acak jilbabku sampai mencong kesana-kemari (don’t try this at home)….sepersekian detik kemudian, rasa sesal menyergapku….
(contoh buruk untuk anak-anak..pikirku)…sepersekian detik pula Sakha dan Akhsan berpadangan….
Kemudian, dengan kompaknya mereka tertawa cekikikan….dan Akhsan mengatakan "Lagi, Bu….Lagi"……Melihat tawa kedua anakku, hilang sudah penat hari itu…..kutubruk mereka berdua….kupeluk kencang, dan kuhujani dengan ciuman…..kami bertiga terbahak-bahak bersama dan aku dihujani rasa bahagia……
Di awal minggu, acara kantor menuntutku bekerja ekstra keras
dan sampai di rumah setelah jam setengah sebelas malam
Hal ini berlangsung tiga hari, pagi buta menyiapkan sarapan untuk keluarga,
bergegas berangkat menuju acara.
Malamnya, sampai rumah anak-anak sudah terlelap, namun aku tak bisa langsung menyusul mereka….pekerjaan-pekerjaan rumah yang belum tersentuh harus ditindaklanjuti.
Esok paginya, seberat apapun mata, sepenat apapun badan…aku memaksakan diri untuk bangun.
Kamis dan Jumat, gantian suamiku yang kerja sampai malam…..
Jadilah dua hari itu aku menjadi ’single fighter’, sejak pagi hingga malam.
Padahal hari minggu, rumahku bakal ketempatan arisan kantor suamiku
sementara kami belum persiapan sama sekali, dari soal pembicaraan tempat sampai menu apa yang akan kami siapkan. Rencana, di hari Sabtu kami baru akan persiapan.
Jumat malam, mendadak suamiku menyampaikan kalau hari Sabtu harus ‘ngantor’ sampai sore…..
Waaah, buyar lah rencana "persiapan"….
Jumat malam, biasanya jam 8 malam anak-anak sudah siap-siap tidur,
tapi entah mengapa malam itu…Sakha yang biasanya mau sabar meunggu aku menidurkan adiknya….terus menggoda dengan berbagai macam cara.
Memanggil-manggil nama, mengambil bantal, merebut selimut, duduk di kasur ade’nya…
Akhsan yang biasanya jika sudah ngantuk berat bisa cuek, dan terlelap dipelukanku….tampak sangat tergoda untuk menanggapi candaan kakaknya.
Kucoba mengingatkan mereka bergantian, dengan lembut, tidak berefek.
Agak keras..tak juga ada pengaruhnya…..aduuuuuuh, padahal badanku capek sangat…
pekerjaan rumah belum terselesaikan, persiapan untuk hari minggu belum ter"cicil"
Di luar kendali…..aku berteriak "Eeeeeerrrrrghhhhhh" sambil mengacak-acak jilbabku sampai mencong kesana-kemari (don’t try this at home)….sepersekian detik kemudian, rasa sesal menyergapku….
(contoh buruk untuk anak-anak..pikirku)…sepersekian detik pula Sakha dan Akhsan berpadangan….
Kemudian, dengan kompaknya mereka tertawa cekikikan….dan Akhsan mengatakan "Lagi, Bu….Lagi"……Melihat tawa kedua anakku, hilang sudah penat hari itu…..kutubruk mereka berdua….kupeluk kencang, dan kuhujani dengan ciuman…..kami bertiga terbahak-bahak bersama dan aku dihujani rasa bahagia……
September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar