Jumat, 17 Juni 2011

Susah Bangun Pagi

Seorang teman bertanya, anak2mu susah bangun pagi gak?
Akhsan anak keduaku, tidak pernah bermasalah dengan bangun pagi…paling siang jam setengah enam…dia udah manggil “abu….abu…” (meski sudah bisa bilang “i”…entah mengapa jagoan kecilku yang sudah berumur dua tahun akhir Juli ini lebih suka bilang abu…meski berkali-kali aku koreksi)
Kakaknya, gadis kecilku, Sakha, pernah bermasalah dengan yang namanya bangun pagi….pernah dia gak mau melek…meski sampai jam tujuh sudah dibangunkan berkali-kali….ini akibat Sakha susah untuk tidur awal di malam hari, paling awal jam sepuluh malam dan bisa ngaret sampe jam sebelas.
Padahal Sakha harus berangkat ke “Full day-Play group” karena aku tidak menggunakan jasa pengasuh anak di rumah…padahal lagi…sebelum jam delapan aku harus berangkat “mengabdi pada bangsa”…
Meski bapaknya bisa berangkat agak siangan…tapi “molor” bangunnya Sakha..membuat kalang kabut jadwal kami semua.
Berembug dengan suami, kami sepakat melakukan “terapi” untuk Sakha, mencoba mempraktekkan salah satu teori yang pernah kami baca.
Momen yang pas kami dapatkan saat Sakha “nembung” minta sepeda roda dua, katanya sepeda roda tiga miliknya, lebih pantas untuk Akhsan.
Oke, kami memperbolehkan dengan satu syarat panjang. Sakha harus mau tidur malam jam delapan dan bangun sebelum jam enam, setiap kali Sakha bisa melewati satu paket tidur itu (tidur jam 8 bangun sebelum jam 6), kami akan menghadiahkan satu gambar sepeda di kalender besar…..jika gambar sepeda sudah didapatkan berturut-turut 20 kali…..maka impiannya mendapatkan sepeda akan terwujud…Tapi, jika satu hari saja paket itu terlewati…Sakha harus memulai mengumpulkan gambar sepeda dari pertama lagi.
Setelah menjelaskan beberapa kali kepada Sakha, berusaha memastikan bahwa dia memahami perjanjian “besar” ini…..kami memulai terapi ini (Terapi untuk Sakha, juga terapi untuk kami, orang tuanya).
Hari pertama dilewati dengan sempurna, setengah delapan Sakha sudah minum susu, lalu pipis dan bersih2 di kamar mandi dan “mapan” di kasur pink nya, paginya…dengan senyum ceria jam 05.30….dia sudah bangun dan berteriak…”Ibu…ayo gambar sepedanya”
Huh…lega rasanya, diikuti harap2 cemas menunggu 19 gambar sepeda selanjutnya…khawatir Sakha…mandeg si jalan…dan yang lebih aku khawatirkan adalah, jika aku atau bapaknya menjadi tidak konsisten, melonggarkan perjanjian, atau bahkan mengabaikannya.
Namun usaha itu berhasil juga, Sakha bisa mengumpulkan 20 gambar sepedanya dengan gemilang….
Di hari keduapuluh satu, sepulang sekolah, kami mengajaknya ke toko sepeda, mempersilahkan putri kecil kami memilih sepeda yang diinginkannya…..
Esok paginya…dan pagi-pagi berikutnya…..Sakha suda bangun sebelum jam enam pagi…Alhamdulillah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Asem