Umur berapa kita dulu dibiasakan cebok sendiri setelah buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) oleh ibu kita?
4 tahun , 5 tahun, 6 tahun....eh ada yang menjawab mulai bisa cebok
kelas empat SD (wah, berarti umurnya sudah 9 atau 10 tahun ya? hmmmm)
Seingatku, saat masuk Taman kanak-kanak (umur lima tahun), aku sudah
biasa melakukan aktivitas pribadi sendiri (meniru kakak-kakakku), mulai
dari mandi, berganti baju, memakai sepatu, makan dan tentu saja urusan
cebok-mencebok ini.
Aku mencoba menerapkan hal yang sama untuk anak-anak. Untuk urusan
BAK, Sakha sudah mulai kuajarkan bercebok sendiri di usia dua tahun -
tentu saja masih dengan pendampingan dan kuulang mencebok untuk
memastikan kebersihannya.
Begitu usia empat tahun (saat masuk TK) aku mempercayakan hal ini
pada Sakha, dengan pesan untuk teliti bercebok dan menjaga kebersihan
bagian tubuhnya.
Bercebok setelah BAK, tidak menjadi persoalan untuk Sakha, dia melakukan dengan senang hati dan biasa saja.
Lain halnya dengan bercebok setelah BAB, periode belajar bercebok
setelah BAB kuajarkan seiring dengan belajar cebok setelah BAK, tetapi
dengan tahapan yang lebih panjang.
Tahap pertama, aku yang mencebok sampai bersih (dari sisa-sisa
kotoran), lalu kuminta Sakha membilasnya dengan air kemudian dengan
sabun.
Setelah terbiasa, kuminta Sakha membersihkan langsung sejak tahap pertama.
Awalnya dia menolak dengan mengatakan
"Nggak mau, nanti tanganku kena ee' " Katanya dengan wajah mengernyit
"Lho, itu kan ee' Sakha sendiri...masak jijik. Ibu nggak jijik tuh,
mbersihkan ee' Sakha. Berlatih ya, besok kalau Sakha punya anak masa
jijik nyebokin anaknya"...
He he...penjelasan yang agak berlebihan ya, masak anak umur empat tahun udah diajak ngomongin calon anak.
Tapi trik ini berhasil lho, Sakha mau melakukan seluruh proses cebok setelah BAB.
Sekarang ini di usia hampir enam tahun, Urusan BAK dan BAB tidak
menjadi persoalan untuk Sakha, dia hanya akan menyampaikan pemberitahuan
kepadaku saat akan BAK atau BAB.
"Bu, aku mau pipis/ee" pamitnya
Aku cukup mengiyakan dan beberapa menit kemudian Sakha akan keluar dari WC dengan kondisi 'beres'.
Sekarang ini aku sedang melatih Akhsan yang tinggal tiga bulan lagi akan masuk TK.
Sekali lagi, urusan BAK tak menjadi persoalan.
Tapi untuk BAB, Akhsan lebih sulit diminta membersihkan langsung dari tahap pertama.
Untuk membersihkan dengan sabun dia mau melakukan dengan senang hati, urusan membilas juga sudah bisa dikerjakannya sendiri.
Pernah aku memintanya membersihkan dari tahap awal, Akhsan mau melakukannya tapi diakhiri dengan teriakan dan rengekan.
" Waa....ibu, tanganku kena ee'..." Katanya sambil mengacungkan tangan kirinya dengan wajah tidak nyaman.
"Ga papa Mas, wong ee'nya sendiri" Kataku geli
"Gak mau, ibu aja yang ngutil-ngutil (pilihan katanya untuk
membersihkan sisa kotoran), nanti aku yang mbilas dan ngasih sabun" Kali
ini dengan cemberut
"Ya...ibu bantu sekarang, tapi besok Mas Akhsan bisa sendiri ya " kataku masih dengan senyum mengingat ekspresinya tadi.
"Ya..." kata Akhsan sangsi (dan aku juga sangsi)
Sampai sekarang Akhsan belum mau melakukan tahap pertama cebok BAB, selalu dengan kalimat
"Ibu yang ngutil-ngutil, aku sudah pernah kena ee' waktu ngutil-ngutil"
Jurus ampuh yang kupakai untuk Sakha dulu, tak mempan diterapkan kepada Akhsan.
Aku sedang mencari trik lain agar Akhsan tidak sekedar membilas dan menyabun, tetapi mau melakukan tahapan "mengutil-ngutil"
Akan kuceritakan jika nanti sudah berhasil, atau ada yang mau meberikan saran?
April 2010
Rabu, 29 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Kemarin membaca surat elektronik seorang warga Jogja untuk Pak Wali tentang Pelecehan di Balaikota yang lengkapnya ada di sini . Sempat me...
-
Pernahkah anda (dengan iseng atau sengaja) memperhatikan bentuk kepala orang ? Sebelumnya, aku tak pernah serius memperhatikan kepala oran...
-
'Bunda sudah di bandara, sebentar lagi sampai rumah' SMS yang dikirim Risma semenit lalu ke ponsel Bima, suaminya. Segera s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar