Rabu, 29 Februari 2012

DUA BAB PERTAMA (dari sebah calon) BUKU SAKHA

 Beberes berkas di kantor, menemukan tulisan tangan Sakha di dua kertas HVS yang dilipat menjadi dua  dan direkat dengan lem di bagian tengahnya membentuk sebuah buku sederhana dengan halaman depan bergambar (gambar tangan Sakha) seorang anak perempuan berambut panjang, memakai rok selutut dengan tas selempang di bahu dan  tersenyum ceria.
Sebuah judul di bagian atas gambar gadis kecil tadi berbunyi MIA SI RAMBUT EMAS.
Ow...rupanya milik Sakha yang tertinggal di meja kerjaku saat ia ikut ke kantor pekan kemarin (anak kelas satu libur 2 hari ketika anak kelas 6 SD menghadapi UAN)
Kubuka lipatan pertama, halaman kedua ada gambar lagi, gadis kecil yang sama (dengan model rambut dan senyum serupa gambar di halaman muka) namun kali ini model pakaiannya berbeda dan tanpa tas.
Sebagai gantinya, ada seekor kucing duduk di dekat kaki si gadis kecil.
Aku tuliskan saja halaman kedua dan selanjutnya...

BAGIAN KE SATU
TERKEJUT
Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Hari ini hari Minggu. Mia senang karena akan dibelikan kucing, ia meloncat-loncat di atas tempat tidur. 4 jem kemudian sampailah Mia di sana. Ia langsung muter-muter dan sampailah ia berhenti di suatu tempat . Ia melihat kucing yang indah berbulu putih salju, bermata hitam bundar, ia akhirnya membeli kucing itu. Saat di rumah ia mengelusnya. Tiba-tiba rambutnya menjadi warna emas. Ia sangat terkejut dan terkejut.

Halaman ketiga, ow....halaman ini kosong...Sakha belum membuat ilustrasinya
lanjut ke halaman ke empat
BAGIAN KE DUA
MALAS KELUAR
Mia sangat senang tapi sedikit malu, pengen disemir hitam, pengen njual kucingnya, nggak pengen sekolah, pengen sembunyi terus, enggak pengen apa-apa, pengen beli kucing yang lain, pengennya di rumah terus....pokoknya di rumah....
Bersambung...

Wah, lha kok bersambung...aku sudah pengen tahu kelanjutannya.
Sepertinya (mirip ibunya) Sakha kalo lagi nggak mood ya nggak mau dipaksa menulis (atau menggambar).
Kadangkala hasil karya-hasil karya kecil (yang menurutku sangat mengagumkan) tidak terlalu di’openi’nya..
.tersebar di atas meja belajar, di deket tumpukan buku, di Mushola....aku yang gemes sendiri, sering mengingatkan dengan
 “Kak, karyanya disimpen di map to...!” (sengaja kusiapkan masing-masing untuk Sakha dan Akhsan menyimpan hasil karyanya.
 “Nanti, Bu...” Jawaban standar Sakha
“Keburu dibuat pesawat Abbad..., ayo  Kak” kejarku lagi
“Gak papa buat Abbad aja” jawabnya kalem sambil melanjutkan aktivitas
Dan aku yang tak tega (eman-eman) dengan hasil karnyanya, ‘ngalahi’ mengambil karyanya, memotretnya denga kamera, lalu menyimpan di map Sakha.
“Ayo Ndhuk, berkarya lagi.....dan jangan males ngopeni” (Doaku dalam hati)
kalo lagi mood bisa penuh mewarnai
salah satu karya yang terselamatkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Asem