Beberes berkas di
kantor, menemukan tulisan tangan Sakha di dua kertas HVS yang dilipat
menjadi dua dan direkat dengan lem di bagian tengahnya membentuk sebuah
buku sederhana dengan halaman depan bergambar (gambar tangan Sakha)
seorang anak perempuan berambut panjang, memakai rok selutut dengan tas
selempang di bahu dan tersenyum ceria.
Sebuah judul di bagian atas gambar gadis kecil tadi berbunyi MIA SI RAMBUT EMAS.
Ow...rupanya
milik Sakha yang tertinggal di meja kerjaku saat ia ikut ke kantor
pekan kemarin (anak kelas satu libur 2 hari ketika anak kelas 6 SD
menghadapi UAN)
Kubuka lipatan pertama, halaman kedua ada gambar
lagi, gadis kecil yang sama (dengan model rambut dan senyum serupa
gambar di halaman muka) namun kali ini model pakaiannya berbeda dan
tanpa tas.
Sebagai gantinya, ada seekor kucing duduk di dekat kaki si gadis kecil.
Aku tuliskan saja halaman kedua dan selanjutnya...
BAGIAN KE SATU
TERKEJUT
Jam
menunjukkan pukul 6 pagi. Hari ini hari Minggu. Mia senang karena akan
dibelikan kucing, ia meloncat-loncat di atas tempat tidur. 4 jem
kemudian sampailah Mia di sana. Ia langsung muter-muter dan sampailah ia
berhenti di suatu tempat . Ia melihat kucing yang indah berbulu putih
salju, bermata hitam bundar, ia akhirnya membeli kucing itu. Saat di
rumah ia mengelusnya. Tiba-tiba rambutnya menjadi warna emas. Ia sangat
terkejut dan terkejut.
Halaman ketiga, ow....halaman ini kosong...Sakha belum membuat ilustrasinya
lanjut ke halaman ke empat
BAGIAN KE DUA
MALAS KELUAR
Mia
sangat senang tapi sedikit malu, pengen disemir hitam, pengen njual
kucingnya, nggak pengen sekolah, pengen sembunyi terus, enggak pengen
apa-apa, pengen beli kucing yang lain, pengennya di rumah
terus....pokoknya di rumah....
Bersambung...
Wah, lha kok bersambung...aku sudah pengen tahu kelanjutannya.
Sepertinya (mirip ibunya) Sakha kalo lagi nggak mood ya nggak mau dipaksa menulis (atau menggambar).
Kadangkala hasil karya-hasil karya kecil (yang menurutku sangat mengagumkan) tidak terlalu di’openi’nya..
.tersebar di atas meja belajar, di deket tumpukan buku, di Mushola....aku yang gemes sendiri, sering mengingatkan dengan
“Kak, karyanya disimpen di map to...!” (sengaja kusiapkan masing-masing untuk Sakha dan Akhsan menyimpan hasil karyanya.
“Nanti, Bu...” Jawaban standar Sakha
“Keburu dibuat pesawat Abbad..., ayo Kak” kejarku lagi
“Gak papa buat Abbad aja” jawabnya kalem sambil melanjutkan aktivitas
Dan
aku yang tak tega (eman-eman) dengan hasil karnyanya, ‘ngalahi’
mengambil karyanya, memotretnya denga kamera, lalu menyimpan di map
Sakha.
“Ayo Ndhuk, berkarya lagi.....dan jangan males ngopeni” (Doaku dalam hati)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Kemarin membaca surat elektronik seorang warga Jogja untuk Pak Wali tentang Pelecehan di Balaikota yang lengkapnya ada di sini . Sempat me...
-
Pernahkah anda (dengan iseng atau sengaja) memperhatikan bentuk kepala orang ? Sebelumnya, aku tak pernah serius memperhatikan kepala oran...
-
'Bunda sudah di bandara, sebentar lagi sampai rumah' SMS yang dikirim Risma semenit lalu ke ponsel Bima, suaminya. Segera s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar