Rabu, 29 Februari 2012

PROFESOR DOKTOR

Pernahkah anda (dengan iseng atau sengaja) memperhatikan bentuk kepala orang ?
Sebelumnya, aku tak pernah serius memperhatikan kepala orang, tapi sejak Abbad mulai diperhatikan orang karena bentuk kepalanya yang 'menonjol' aku jadi mau tak mau pengen tau juga tentang urusan bentuk kepala.

Ketika hamil Sakha, ibu mertuaku bercerita bahwa kepala anaknya (suamiku) bentuknya 'methek' -
 (lafal -e- seperti jika membaca -e- pada ekor).
 Methek - kepala bagian belakang rata, didapat karena ketika hamil beliau makan kepala lele sehingga kepala anaknya methek kayak kepala lele.

Aku hanya senyum-senyum saja waktu itu sambil bergumam dalam hati, aku pilih daging lele daripada kepala lele
 (lha wong kepala lele cuma tulang doang ).

Ibuku beda pendapat lagi, menurut beliau kepala methek itu bagusnya untuk perempuan karena kalo nanti pake sanggul, si konde akan melekat sempurna di kepala methek-nya.
 Aku yang dari hasil USG diberi tahu jika janinku perempuan menjawab dengan :
"Anakku besok gak pake konde kok Bu, tapi pake jilbab"

Sakha lahir dengan kepala yang tidak methek - agak menonjol bagian belakang, dahi rata seperti bapaknya.
Akhsan begitu juga, kepala agak menonjol ke belakang dan dahi agak jenong seperti ibunya.
Abbad lahir dengan kepala super duper (menyesuikan dengan besar badannya), tentu saja dari hasil pemeriksaan lingkar kepalanya dia masih dalam taraf normal, 37 cm saat lahir dan bertambah 2 cm sebulan setelahnya.
 Silahkan cek di http://duniaanak.lumbalumbi.com/2010/06/14/pentingnya-mengukur-lingkar-kepala-bayi/

Bentuk kepala Abbad istimewa, bagian belakangnya menonjol dan dahinya paling lebar dan paling jenong dibanding kedua kakanya masih ditambah ada tanda lahir hitam di kepala.

Komentar orang tentang Abbad seringkali berkisar tentang bentuk kepalanya (selain badan gendutnya)
"Wah, kepalanya seperti orang bule ya..."
Biasanya kujawab dengan canda...iya, kan anaknya bulek Anjas sama paklek Radat

atau komentar lain :
"Anaknya pinter nih, liat kepalanya besar....otaknya berkembang sempurna"
dan selalu kuamini, kalimat bagus yang model begini.

Atau komentar seperti :
"Ih, gemes liat kepala Abbad, tapi mbayangin kalo dia jatuh kepalanya duluan kasian ya...kepala besar kejedot"
We...lah, jangan didoain jatuh lah....lagipula kepala Abbad itu keras, atos, ya...seperti kepala pada umumnya, jangan dibayangkan kepala yang besar itu gembur miyur-miyur kaya balon yang ditiup berlebihan.

Hehe, tapi kadang Abbad ketika nyender di tembok atau terlentang di lantai bermain menggeleng-gelengkan kepala merasakan sensasi tonjolan di kepalanya...yang tak mungkin dirasakan orang yang berkepala rata.

Aku coba mencari tau tentang bentuk kepala, tapi yang kudapat informasinya sebagian besar adalah bentuk kepala (saja) tidak mempengaruhi kecerdasan...(oho...agak kecewa juga )
Yang lebih banyak berperan adalah asupan gizi dan stimulasi.

Suatu kesempatan Abbad bertemu dengan kepala kantor tempatku bekerja, beliau pak Maryadi mengatakan :
" Bu Anjas, saya punya teman, teman saya itu Profesor Doktor, dan bentuk kepalanya itu persis seperti putra panjenengan"

Doa baik ini segera ku amini, dengan tambahan " yang bermanfaat untuk orang lain"
Baiklah Profesor Doktor Abbad, doa ibu menyertaimu.

2 komentar:

  1. Hai Prof. Dr. Abbad... Salam kenal :-)
    Kbtulan babyku jg kepalanya kyk gt, sempat khawatir jg takut ada kelainan, googling sana sini eh rupanya ada jg kawannya...
    Mudah2an benar itu tanda2 calon profesor ya...hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin, Bu Guru kecil...saya sekarang sering mengamati kepala orang...hehehe

      Hapus

Jangan Asem