Rabu, 29 Februari 2012

U.P.A.C.A.R.A

Kalo dengar kata upacara, apa yang terlintas di benak anda?
Berbaris rapi ? Berpanas-panas ? Hormat-menghormat? Atau berdiri dan menyanyi ?

Upacara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang di instansi kantor pemerintah untuk memperingati sesuatu atau karena diadakan acara tertentu. Contoh : Upacara peringatan HUT kemerdekaan Republik Indonesia, Upacara hari ibu, Upacara serah terima jabatan, dan lain sebagainya.

Upacara khusus adalah upacara yang dilaksanakan secara khusus tanpa membutuhkan kehadiran pejabat dan memiliki tata urutan upacara yang tidak harus lengkap. Contoh : kegiatan apel, laporan serah terima jabatan, dll. (http://organisasi.org/pengertian-upacara-langkah-urutan-tahap-tata-upacara-sipil-ekstrakurikuler)

Kalo dari definisi yang aku kutip di atas, upacara tak jauh-jauh dari pengalamanku sendiri tentang upacara. Ya itu, berbaris rapi, komando siap grak !, hormat grak !

Aku tak hendak membahas tentang patriotisme atau apapun yang berhubungan dengannya, hanya ingin menceritakan sekelumit kisah Sakha ketika berkenalan dengan makhluk yang namanya "upacara"

Karena sudah masuk SD, setiap senin pagi ada satu agenda yang tertulis di Jadwal Sakha semester ini, yaa, si upacara itu.
Seperti pada umumnya, upacara di Sekolah Sakha dimulai pukul 7 thet !!

Beberapa senin sejak Sakha masuk sekolah, ia belum bisa mengikuti upacara dengan berbagai alasan sbb :

Pekan pertama =
terlambat, datang ke sekolah menjelang pukul 8 (kebiasaan TK), sampai di gerbang sekolah bertemu teman-temannya yang berlarian dari lapangan dengan mendengar komentar
"Wah, mbak Sakha terlambat...nggak ikut upacara...."

Pekan kedua =
Sakha datang pagi, sebelum pukul 7. Tapi ternyata pekan itu tidak diadakan upacara, karena anak kelas 5 dan 6 edutour ke Jakarta, anak kelas 3 dan 4 belajar di rumah karena sebagian pengajar ikut mendampingi perjalanan ke Jakarta.
Alhasil hanya anak kelas 1, kelas 2 dan beberapa pengajar yang ada di sekolah dan tak menyelenggarakan upacara.
Makin penasaran lah Sakha....pengen merasakan yang namanya upacara.

Pekan ketiga =
Sakha terlambat lagi, upacara diikuti di penghujung acara....tak ada cerita komplitnya tentang upacara sepulang sekolah.

Pekan keempat =
Sakha bangun pagi dan bersegera melakukan aktivitas paginya, aku dan suami beberapa kali mengingatkan
"Hari ini upacara lho...."
Akhirnya Sakha mengikuti upacara, dan sepulang sekolah bisa bercerita panjang tentang upacara.

Berikut petikannya :
Ibu : "Gimana upacara tadi, Kak ?"

Sakha : "Upacara itu semuanya baris, mas-mas sama mas-mas, mbak-mbak sama mbak-mbak"

Ibu : "Dimana barisnya ?"

Sakha : "Di lapangan, Mbak-mbak enak, dapat tempat teduh. Mas-mas dapat tempat panas.
Tapi capek, cuma berdiri, nggak boleh bergerak kemana-mana"

Ibu : "Terus ngapain?"

Sakha : "Ustadzah Aya (kepala sekolahnya), berdiri di depan bilang 'Kita akan belajar - KONSENTRASI- terus aku nggak dengar lagi ustadzah ngomong apa"

Ibu : "Kenapa?"

Sakha : "Lha, ustadzah ngomongnya gak pake mic- (microphone maksude) - jadinya aku nggak dengar "

Ibu : "Kan belajar konsentrasi."

Sakha : mengangguk-angguk

Ibu : "Trus apa lagi, ada yang pasang bendera pake nyanyi nggak?" - (Referensiku tentang upacara di sekolah ya, berdiri, menghormat dan bernyanyi hehehehe)

Sakha : "Nggak, habis itu ya udah...selesai. tapi pasukan eksekutifnya belum selesai"

Ibu : "Pasukan eksekutif ? " - bayanganku adalah Pas - khas dengan seragam putih-putih berbaris tegak berdefile di depan anak-anak

Sakha : "Pasukan eksekutifnya membersihkan sampah di lapangan"

Ibu : "Kakak jadi pasukan eksekutif nggak ?"

Sakha : "Nggak, Ibuu...yang jadi pasukan eksekutif itu...yang rame....yang ngganggu teman-temannya, Ibu nggak tau sih..." Sakha kemudian berlalu menutup ceritanya


Ya....Ibu memang belum tau, beda referensi tentang upacara, dan Ibu suka Sakha punya cerita tentang upacara yang tak sama dengan pada umumnya

(awal Agustus, menjelang 'upacara' dua pekan lagi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Asem