Rabu, 29 Februari 2012

SUSAHNYA CARI UANG

Awalnya Sakha, sulung-ku mulai menyewakan buku-buku koleksinya. Tiap hari dibawanya beberapa buku ke sekolah, untuk dipinjam-sewakan (Rp 500,- per buku per hari) kepada teman-temannya. Buku-buku dari perpustakaan Mungil - label nama yang ditempel sakha di tiap bukunya.

Beberapa lembar ribuan kutemukan dalam kantung tas-nya, ketika kutanyakan darimana uang itu (Sakha tak pernah membawa uang saku sekolah), dijawab sebagai uang sewa buku.
Tambahan info dari Sakha adalah, banyak pula temannya yang pinjam tanpa membayar sewa.

Entah ide darimana, Sakha banting stir....membuka usaha korporasi. Maksudnya, yang semula ia hanya menyewakan buku-bukunya berubah menjadi dengan teman-temannya membuat perpustakaan bersama dengan nama perpustakaan "The queen of book".

Cara kerja perpustakaan baru itu adalah menghimpun buku yang dimiliki para anggotanya, untuk kemudian dipinjam sewakan (dengan harga yang lebih murah dari yang ditawarkan perpustakaan pribadi Sakha) kepada teman-teman yang menginginkan.
Uang yang terkumpul rencananya akan dimasukkan dalam tabungan di sekolah dengan rekening baru milik "The queen of book" daa setelah mencukupi akan dipakai untuk menambah koleksi buku.

Pagi tadi Sakha curhat padaku,
"Ibu, cari uang susah ya. ini baru terkumpul empat ribu sembilan ratus"

Ah, cukup senyum saja jawaban dariku karena sudah begitu banyak pelajaran yang didapat Sakha dari sewa menyewa buku, bukan sekedar sulitnya mendapatkan uang tapi lebih lagi bagaimana merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan dan melakukan monitoring dan evaluasi  sebuah kegiatan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Asem