Rabu, 29 Februari 2012

PERNAH KAGUM

Catatan ini kubuat untuk seseorang yang pernah sangat aku kagumi (Sekarang masih ada sih sisa-sisa kekaguman itu, tetapi dengan semakin banyaknya orang yang kukenal, makin banyak hal mengagumkan yang aku lihat, rasa kagum itu saat ini berada dalam level, "menghormati")

Mamas, panggilan kami untuk kakak tertua di rumah. Tiga belas tahun selisih umurku dengan mas-ku itu. Diantara kami berdua (si sulung dan si bungsu) ada enam kakak perempuan yang lahir berurut-urut (kalo lahir bareng namanya kembar dong...hiks)

Anak pertama dengan kelamin berbeda dengan ketujuh adiknya membuat mamas begitu istimewa, di mata ibu, bapak dan kami semua adiknya. Teringat aku di suatu lebaran Mamas yang saat itu bekerja di Jambi tak bisa pulang kampung, sementara kami hendak makan ketupat dan opor ayam. Ibu tak berada di tengah kami, dicari-cari ternyata ibu sedang duduk di kamar samping yang tersembunyi ,memandang keluar jendela menggumamkan takbir mengikuti suara dari pengeras suara masjid belakang rumah sambil sambil mbrebes mili (jawa : menangis tanpa suara).
Wah...aku membayangkan seandainya adegan itu direkam, pasti dramatis dan mengharukan sekali.

Mamas memang istimewa, karenanya (dulu) aku sangat mengaguminya . Teringat saat aku TK (kalau tak salah ingat) Mamas jatuh naik motor saat memboncengkan kakak kedua dan kakak ketujuh dengan luka di kaki yang sedemikian besar (menurut ukuranku waktu itu), Mamas nampak begitu hebat tanpa mengeluh dan mengaduh mengobati lukanya sendiri.

Kekagumanku hadir juga karena selain punya buaanyak teman, prestasi Mamas di sekolah pun seingatku gemilang, juara di SD dan SMP dan SMA favorit (yang menjadi penyemangatku juga hingga aku bisa masuk kesana juga), kuliah tanpa uang sekolah dengan ikatan dinas pula.

Ingat betul tiap Mamas pulang ke rumah setelah gajian, dibaginya kami adik-adiknya masing-masing beberapa lembar uang kertas seratus rupiahan warna merah. Untuk ukuran saat itu punya uang seratus rupiah aja aku merasa sangat huebaaat (sebagai perbandingan, uang saku-ku tiap hari cukup 25 rupiah).
Tak hanya itu, yang selalu kunanti dari kepulangan mamas adalah oleh-oleh buku cerita dan ajakan makan bakso dan es campu di "Semanggi" atau "Mekar Sari". Biasanya mamas akan memboncengkan kami bertiga (Aku, Mbak Nanak dan Mbak Ilak - tiga paling kecil) ke warung bakso dan makan disana, mghm....mengingatnya saja masih membuatku merasa bahagia.

Menurut cerita Ibu, Mamas sangat menyayangi kami adik-adiknya saat masih kecil. Tak pernah 'ngladaki' (Jawa:membuat menangis), dan ujud kasih sayang itu diwujudkan sampai besar dengan ikut membantu Ibu dan bapak membiayai sekolah adik-adiknya.

Tak heran jika Mamas menjadi kesayangan kami semua. Tiap kali menjelang ulang tahun, kami akan beramai-ramai membuat kartu ulang tahun untuk Mamas. Biasanya bahan baku (kertas warna) dibeli, lalu masing-masing orang akan dibagi bahan baku itu dan kami saling berlomba berkreasi membuat kartu ucapan terindah dengan hiasan yang bisa sangat inovatif dan kreatif karena memanfaatkan segala bahan sederhana yang ada (klaras - daun pisang kering, benang woll, bunga kering, potongan kertas warna-warni dll).

Aku ingat saat ulang tahun mamas yang ke 22, seperti biasa kami beramai-ramai membuat kartu ucapan. Waktu itu, Bapak yang biasanya hanya menulis surat, ikut serta membuat kartu. Kartunya berbentuk sederhana saja, tapi gambar di dalamnya adalah deretan 22 pohon yang digambar berurutan dari sangat kecil sampai besar. Pohon ke-22 adalah sebuah pohon yang berdahan kokoh dan berdaun lebat dengan tulisan "Urip Kang Ngremboko"...waktu itu aku menanyakan artinya pada Bapak dan diberi penjelasan, sayangnya aku lupa artinya apa (Kalau ada kesempatan, besok aku tanyakan Bapak, semoga beliau masih ingat)

Masih banyak sebenarnya kenangan manis tentang masa kecil saat mengagumi Mamas kalau diceritakan bisa setebal novel laskar pelangi kali...., menjelang ulang tahun Mamas sekarang...tak lagi kami membuat kartu ucapan untuk Mamas, tapi menyegarkan ingatan bahwa kami semua pernah mengalaminya membuatku merasa sangat beruntung dilahirkan dalam keluarga besar yang hangat dan penuh cinta. Semoga keluarga kecilku diberi limpahan kehangatan dan cinta juga dari Alloh...amiin

Meski masih beberapa hari lagi Anjas ucapkan
"Met Ultah Yo Mas !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Asem