Rabu, 29 Februari 2012

SEJAK KAPAN CORETAN ITU DITAMBAHKAN ?

Dulu, ketika kami masih mengontrak di bilangan Wiyoro dan baru punya anak satu (Sakha), kami bisa menjaga 'kebersihan' tembok rumah.
Sakha menyalurkan kesukaan corat-coretnya di kertas dan lemari kayu kecil yang sengaja kami siapkan untuknya.
Ketika pindah ke istana gubuk di Bumen, lemari kayu tetap kami siapkan, kertas beserta spidol-krayon dan pensil warna sudah disediakan.
Namun ternyata tembok, meja dan pintu tak bisa steril dari coretan.

Semula sedikit tanpa bentuk, lama-kelamaan semakin banyak dengan berbagai bentuk dan tulisan.
Rasanya aku sudah meminta anak-anak 'menyalurkan' kesukaan corat-coret mereka ke tempat yang aku sediakan, tetapi coretan itu bertambah dan bertambah.

Kadang tambahan coretan itu tak kuketahui sejak kapan ditambahkan......tiba-tiba ketika menutup pintu kulihat gambar seorang putri di belakang pintu. Atau saat menyusui Abbad di kamar, pandanganku tertahan pada sebuah tulisan baru....
"Olala....sejak kapan coretan itu ditambahkan ?"

Seperti menjaga kebersihan tembok, aku mencoba menjaga 'kebersihan' anak-anak dari hal-hal yang tidak perlu dengan tidak menyediakan televisi di rumah, memilihkan bacaan dan game yang 'edukatif' jauh dari unsur kekerasan dan pornografi., tapi tetap saja anak-anak tak bisa steril dari semua itu.

Soal mengumpat pernah aku ceritakan di catatan B*****R, untuk soal umpatan tadi aku sudah bersiap dengan jawaban karena tahu saat anak-anak mendengar kosakata baru itu.
Yang agak mengagetkan adalah sepulang liburan kemarin, suatu ketika Akhsan dan Sakha berdebat (sesuatu yang biasa mereka lakukan)....namun kemudian Akhsan mengeluarkan ancaman

"Kalo gak mau takbunuh lho kak...."
Spontan Sakha mengadu
"Ibu........aku mau dibunuh"

Aku berusaha mengingat, kapan ya Akhsan dapat kosakata itu.....mungkin dia sempat mendengar itu saat menonton satu episode Avatar di rumah eyangnya.

Aku tanyakan pada Akhsan "Mas, tahu nggak dibunuh tuh apa?"
Dan Akhsan cuma tersenyum-senyum saja sambil menggelengkan kepala.

"Orang kalau dibunuh itu mati" lanjutku
"Bukan mati ibu, tapi meninggal...yang mati itu hewan" koreksi Sakha
"Oh iya, meninggal .".ralatku.

"Kalau sudah meninggal nanti nggak bisa bernafas, nggak bisa bermain, nggak bisa makan , sekolah, nggak bisa semuanya" cobaku menjelaskan
"Kalau kakak dibunuh nanti Akhsan nggak punya kakak" lanjutku

Yah....mungkin Akhsan hanya meniru kata-kata baru yang menarik di telinganya tanpa tahu maksud dan artinya, tapi sungguh kata "bunuh" itu mengagetkanku

Kalau hanya tembok yang bertambah coretan bukan persoalan besar, bercanda dengan suamiku aku katakan
 "Gapapa...besok kalo mau mantu, ibu cat deh temboknya" (Wakakaka....anak belum baligh kok bicara mantu)

Tapi kalo hati dan pikiran anak-anak...tak bisa lah menunggu sampai sebelum mantu....harus nyicil disapu, ditata, dilap, disiangi, dipel.....setiap waktu.

Ayo bojo....sing-singkan lengan baju !!

putri di balik pintu


pernyataan di dekat dapur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Asem