Dulu,waktu kecil, entah di majalah apa atau buku yang mana, aku
pernah membaca ada orang-orang yang selalu membawa buku kecil (dan
pulpen tentunya) di dalam saku untuk mencatat ide-ide yang tiba-tiba
muncul di pikiran. Setelah ada kesempatan yang luang, mereka akan
menuangkan ide itu menjadi cerita, puisi atau bait lagu.
Wah,
saat itu menurutku itu sesuatu yang luar biasa mengagumkan. Aku pernah
(waktu kecil juga), mencoba meniru apa yang aku baca. Sok menjadi
penulis, membawa sesobek kertas dan sepotong pensil. Tapi, catatan
kecilku tak pernah terwujud…kertasku berakhir di jemuran, setelah ibuku
menemukannya sudah basah kucel di saku bajuku saat mencucinya.
Sekarang
ini meski masih ada yang menggunakan kertas, banyak yang beralih ke
teknologi yang lebih canggih untuk mencatat ide-ide briliannya.
Handphone, communicator, notebook….entah mungkin ada lagi alat baru yang
tak kukenal (tolong maklumi ke-katrok-an ku soal teknologi)….Tapi itu
tak bisa pula kutiru….Saat tiba-tiba ada ide (yang menurutku sangat
cemerlang) ingin aku segera menuliskannya, tapi apa daya keinginan itu
sering terkalahkan dengan kepentingan lain (aku tak mau mengatasnamakan
tugas dan tanggungjawab seorang ibu dan pekerja sebagai alasannya).
Pernah
kucoba membuat kata kunci sebagai pengingat ide-ide itu di hp-ku, tapi
saat ada waktu senggang dan aku baca lagi kata kunci itu….aku sudah
lupa, kata kunci tadi maksudnya apa….mewakili ide apa? (yang membuat aku
semakin sadar betapa semakin pendek daya ingatku).
Kucoba
menyiapkan folder khusus di flashdisk, yang berisi ide juga….dan sengaja
kutulis lebih panjang dari kata kunci (belajar dari pengalaman).
Maksud hati agar kemana aku pergi, saat ada kesempatan aku bisa
menuliskan ide dan kusimpan di flashdisk. Tapi apa daya….kejadian lama
terulang kembali, flash disk yang kumiliki sudah tiga kali merasakan
putaran mesin cuci….dan ditemukan si embak saat akan menjemur bajuku
dengan iringan kalimat “ Ibu, flesdisnya kecuci lagi….” (Oh….betapa
pelupanya)
Pelupa ini tak kan membuat aku surut langkah, aku tetap
akan berusaha membuat catatan-catatan kecil yang siapa tau akan berguna
kelak…paling tidak buat anak-anakku untuk mengingat masa
pertumbuhannya.
Hanya saja, sekarang tidak harus begitu ada ide, saat itu juga kutuliskan…sakmadya waelah….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Kemarin membaca surat elektronik seorang warga Jogja untuk Pak Wali tentang Pelecehan di Balaikota yang lengkapnya ada di sini . Sempat me...
-
Pernahkah anda (dengan iseng atau sengaja) memperhatikan bentuk kepala orang ? Sebelumnya, aku tak pernah serius memperhatikan kepala oran...
-
'Bunda sudah di bandara, sebentar lagi sampai rumah' SMS yang dikirim Risma semenit lalu ke ponsel Bima, suaminya. Segera s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar