Ini awal cerita, bagaimana aku bisa terlibat dalam hal pengadaan barang jasa, sebuah dunia yang tak terbayangkan sebelumnya.
Babak I
Masuk sebagai CPNS di tahun 2005, dari sebuah dunia NGO yang sangat jauh berbeda.
Satu bulan pertama (entah dengan pertimbangan apa-kalo tidak salah ingat untuk menggantikan karyawan sebelumnya yang sedang bersekolah), aku dilibatkan dalam kepanitiaan sebagai sekretaris untuk pengadaan jasa kontruksi untuk rehabilitasi gedung kantor senilai beberapa ratus juta.
Waw, aku yang buta, sama sekali buta soal proses pengadaan apalagi soal konstruksi, jumpalitan belajar dari nol besar.
Membuat dokumen dengan panduan Kepres 80 Tahun 2003, membuka lembar-demi lembar dan menuangkan dalam bentuk dokumen-dokumen pengadaan yang sangat asing.
Pengalaman yang menurutku saat itu 'mengerikan' adalah ketika harus membuka Aanwijzing (penjelasan dokumen) yang dihadiri banyak orang yang jauh berpengalaman...rasanya seperti berjalan dalam kegelapan, ragu dan tersandung-sandung. Aku bersyukur babak I akhirnya berlalu.
Babak II
Di 2006 aku kembali 'terbelit' urusan yang sama, meski di tahun ini aku tak terlalu intens karena melalui fase cuti untuk melahirkan anak kedua. Sejujurnya aku berusaha menghindari "jerat pengadaan' karena sungguh kental indikasi hal-hal yang kurang kusepakati.
Babak III
Tahun 2007 dengan alasan mengemban tugas dari atasan, aku dan beberapa teman mengikuti ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa, dan entah apa yang ada dalam rencana-NYA, aku bersama beberapa teman lain lulus sertifikasi. Pada saat itu artinya adalah, hanya yang bersertifikasi yang boleh menjadi panitia pengadaan barang/jasa. Di tahun itu dengan beberapa jurus melintir aku bisa bebas dari keterlibatan menjadi panitia.
Babak IV
Tahun 2008, meski sudah kulancarkan jurus melintir tetap saja tahun itu aku tak bisa menghindar dari 'belitan' pengadaan. Tahun tersebut kulewati dengan menjadi panitia pengadaan jasa konstruksi (lagi)
Babak V
Tahun 2009 s.d. 2011 Jurus melintirku ampuh untuk menghindar dari pengadaan, didukung tambahan teman-teman baru yang berhasil juga mengantungi sertifikat.
Babak VI
Tahun 2012 aku kembali dihadapkan pada tantangan yang sama, tantangan bernama pengadaan. Dengan peraturan baru dan sistem yang diperbaharui. Meski masih gamang, di babak ini aku lebih optimis untuk bisa 'menghindar dari hal yang tak semestinya' karena perkembangan sistem yang semakin terbuka dan dukungan dari semakin banyak teman yang terlibat dalam pengadaan punya fikiran sama untuk 'berusaha' tidak larut.
Rabu, 29 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Kemarin membaca surat elektronik seorang warga Jogja untuk Pak Wali tentang Pelecehan di Balaikota yang lengkapnya ada di sini . Sempat me...
-
Pernahkah anda (dengan iseng atau sengaja) memperhatikan bentuk kepala orang ? Sebelumnya, aku tak pernah serius memperhatikan kepala oran...
-
'Bunda sudah di bandara, sebentar lagi sampai rumah' SMS yang dikirim Risma semenit lalu ke ponsel Bima, suaminya. Segera s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar