"Mbak, anak-anakmu kok seneng mbaca semua? apa resepnya? anakku males banget disuruh baca buku"
Itu adalah pertanyaan dan pernyataan dari seorang teman.
Anak pertama-nya duduk di kelas 2 di SD yang sama dengan Sakha, sedang anak keduanya kelas TK-B di TK yang sama dengan Akhsan.
Kami sering bertemu saat mengantar atau menjemput anak-anak sekolah.
"Sering banget aku lihat pas njemput kok lagi asyik baca buku" tambahnya lagi
(Memang
sekolah anak-anak menyediakan banyak buku yang menarik, disiapkan di
tempat yang mudah dijangkau anak, jika ada waktu luang ketika mengantar
dan menjemput tak jarang aku ikut mendompleng melihat-membaca dan
mencari tahu buku apa yang sudah dibaca anak-anak agar tak ketinggalan
berita dan siap jika suatu saat mereka bertanya tentang sesuatu yang ada
dalam buku yang pernah dibacanya)
Bangga, rasa pertama yang terselip di hatiku mendengar pertanyaan kawanku.
Kalau resepnya....., aku menimbang tips sederhana untuk kubagikan padanya.
"Apa
ya, mungkin karena kami nggak punya TV jadi anak-anak hiburannya
membaca. Aku dan Bapaknya suku baca buku di rumah, sepertinya anak-anak
terbawa" Jawabku hati-hati menunggu reaksinya
"Ooooo gitu .....wis ya, aku duluan" katanya kemudian berlalu menuju parkiran.
Sambil menunggu Akhsan mengambil tas dan mengenakan sepatunya aku memikirkan reaksi si mbak tadi.
He...he...,
sepertinya dia agak shock mendengar kami tidak punya TV, atau tak bisa
membayangkan jika harus memuseumkan TV dirumahnya jika ingin anaknya
suka membaca, atau....
Ah, sudahlah....tak kulanjutkan menebak-nebak isi pikirannya.
Aku
nikmati dulu rasa bangga (yang semoga tidak berlanjut pada
sombong....), jadi teringat saat wisuda Play Group Akhsan kemarin,
kalimat pengantar yang disampaikan Ustadzah mengiringi langkah Akhsan
waktu dipanggil ke panggung begini :
"Wisudawan nomor 13, Raan Akhsan, Putra dari Bapak Kiswiradat. Aku suka sekali membaca, semua buku aku baca !"
Meskipun baru mengenal huruf (belum rangkaian huruf, Akhsan memang mencintai buku)
Kalimat yang disampaikan untuk mengiringi langkah wisuda TK Sakha lain lagi,
"Fathiya
Raan Sakha, meskipun perempuan, aku jagoan memanjat lho. Bola dunia dan
monkey bar aku taklukkan, bahkan pohon durian di depan sekolah"
Yah....jagoan manjat itu ditaklukkan buku.
Sekarang
yang sedang memanjat bukan fisiknya, melainkan imajinya....setiap buku
yang dibaca seperti tangkai dan dahan penopang menuju tempat yang lebih
tinggi untuk melihat dan mengungkap cakrawala dunia.
Aku
jadi teringat salah satu anak tetangga. Anak laki-laki berumur tiga
tahun, sehari-hari dia dititipkan di rumah pengasuh yang 'bisa jadi'
menyalakan Televisi sepanjang hari.
Ketika menemani Akhsan dan anak itu bersepeda di depan rumah, berkali-kali si anak ini berkata
"Setajam
Silet....!" dengan ekspresi melirik dan bentuk bibir sedemikian rupa
(Sepertinya dia berusaha menirukan gaya sang presenter)
Lucu sebenarnya, namun aku bersyukur lelucon itu tak menghinggapi anakku.
Oke nak, mari ibu temani mengasah fikirmu, pengetahuanmu, empatimu dengan (salah satu cara) membaca.
Semoga hasilnya nanti lebih tajam dari sekedar silet, doa Ibu dan Bapak menyertai
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Kemarin membaca surat elektronik seorang warga Jogja untuk Pak Wali tentang Pelecehan di Balaikota yang lengkapnya ada di sini . Sempat me...
-
Pernahkah anda (dengan iseng atau sengaja) memperhatikan bentuk kepala orang ? Sebelumnya, aku tak pernah serius memperhatikan kepala oran...
-
'Bunda sudah di bandara, sebentar lagi sampai rumah' SMS yang dikirim Risma semenit lalu ke ponsel Bima, suaminya. Segera s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar